Wednesday, May 23, 2018

Game Level 11: Learning by Teaching Fitrah Seksualitas (Day 6)

Hari keenam yang melakukan presentasi adalah Kelompok 6, terdiri dari Mba Yulita Ika Pawestri, Mba Bestari Prameswari Wibowo, Mba Febriana Trihandayani, dan Mba Dian Nurfajriah. Mba Beta sebagai host, Mba Ana sebagai pemateri dan penulis kesimpulan, Mba Dian dan Mba Yulita yang menjawab pertanyaan. 

Presentasinya dilakukan kemarin hari Selasa, 22 Mei 2018, pukul 13.00. Tetapi saya baru bisa khusyuk membaca besok malamnya.

Berikut presentasi Kelompok 6 dengan tema:
SEX ABUSE: How to Keep Your Kids Safe

Materi:



Sesi tanya jawab

1. Fara Noor Aziza

Bagaimana cara mewaspadai lingkungan sekitar? Seringkali, baca berita, pelaku sex abuse adalah orang terdekat, dan orang yang baik, tidak ada tanda tanda aneh. Setelah kejadian, baru tahu.

Jawab: (Mba Dian)

Betul, sering kali pelaku pelecehan seksual justru orang sekitar kita yang tidak kita sangka ya.. Karena kesannya orangnya baik-baik saja..
Tentunya setelah kita memberikan bekal pendidikan seks yang cukup ke anak (termasuk mengajarkan anak tentang tidak ada orang yang boleh menyentuh bagian pribadi, dll) kita juga harus waspada dengan orang-orang yang bisa jadi potensial melakukan pelecehan seksual.

Karakteristik Pelaku Pelecehan Seksual

Pelaku pelecehan seksual pada anak atau pedofil biasanya merayu anak-anak secara bertahap. Pertama-tama, ia memberikan perhatian khusus pada calon korbannya, umumnya anak yang kelihatan tidak berdaya dan penurut sehingga mudah dikendalikan. Ia mungkin juga mencoba mendapatkan kepercayaan orang tuanya dengan berpura-pura menaruh minat yang tulus kepada si anak dan keluarganya. Sedikit demi sedikit, ia mulai mengadakan kontak fisik dengan si anak lewat belaian sayang atau permainan. Ia mungkin sering memberikan hadiah kepada si anak. Selanjutnya, ia mulai memisahkannya dari keluarga atau teman-temannya agar bisa berduaan saja dengan si anak. Setelah si pedofil mendapatkan kepercayaan anak serta orang tua, ia siap beraksi. Ia mungkin memanfaatkan keingintahuan wajar si anak tentang seks, mengajaknya mengadakan “permainan istimewa” rahasia, atau memperlihatkan pornografi kepada anak supaya perilaku demikian tampak normal. Setelah berhasil memperkosa, ia akan berusaha membungkam si anak dengan berbagai taktik licik, seperti mengancam, memeras, dan menyalahkan. Dengan mengenali karakteristik pelaku, Anda akan lebih siap untuk bertindak dalam mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

2. Yani Indriati

Ini bahasannya seru dan ngeri-ngeri gitu ya, terima kasih kelompok 6 ❤
Bagaimana cara mengobati trauma dari tontonan/bacaan atau berita terkait sex abuse? Atau malah trauma dari penderita/pelaku sex abuse?

Jawab: (Mba Yulita)

Untuk mengatasi trauma, Kemensos sudah menyusun materi yang kemudian akan menjadi acuan untuk mengatasinya..

Rehabilitasi bagi pelaku dan korban kekerasan seksual menjadi poin penting dalam materi tersebut.

Karena tidak ingin ada residivis pelaku kejahatan seksual maupun potensi bertambahnya pelaku baru dari bekas korban kekerasan seksual. Karena itu, rehabilitasi harus menyeluruh, baik kepada korban, keluarga korban dan pelaku.

Seperti kita lihat pada slide, faktor historis (pengalaman terdahulu) menjadi salah satu faktor dari korban, kemudian menjadi pelaku.

Tanggapan: (Mba Yani)

Lalu alur yang harus kita lakukan apa atau bagaimana ya Mba?

Jawaban: (Mba Yulita)

Naah..
Bila kita menemui kejadian kejatahan seksual di sekitar kita..
Kita bisa menyampaikan ke pihak berwajib terdekat, boleh ke pengurus terkecil seperti RT, RW. Atau lembaga yg telah ditunjuk.

Biasanya P2TP2A..

Ini untuk Tangsel, ada infonya di sini Mba..


3. Erlina Ayu Pratiwi

Bagaimana agar ke"parnoan" kita terhadap kemungkinan terjadinya sex abuse tidak menghalangi kebebasan anak?

Jawab: (Mba Dian)

Tema sex abuse pada anak ini memang otomatis membuat orang tua parno dan ngeri sendiri ya.
Bagaimanapun yang bisa kita lakukan semata-mata ikhtiar semaksimal mungkin membekali anak-anak kita dengan pencegahan yang bisa lakukan, diantaranya telah disebutkan di slide ya.. 
Tentunya kita juga harus banyak-banyak-banyak berdoa agar anak-anak kita dilindungi Allah.. Jika ikhtiar membekali anak dan doa telah kita maksimalkan, plus komunikasi kita dan anak berjalan dengan baik, insya Allah kita bisa lebih tenang dalam mendampingi anak ya..

Tanggapan: (Mba Erlina)

Saya tidak bisa berhenti mengintip anak saya yang ada di dalam ruangan les bersama guru laki-lakinya.

Jawab: (Mba Dian)

Lesnya privat kah Mba? Iya Mba,, Anaknya dibekali tentang underwear rule ya Mba.. Plus jika anak mendapati hal-hal yang tidak wajar, harus langsung teriak.

4. Ahdiyati Marwa

Hampir sama dengan pertanyaan Mba Fara. Bagaimana kalau pelakunya orang tua atau salah satu dari orangtua korban? Tentunya sebagai anak sudah biasa disentuh oleh orang tua. Dan ada kasus yang sang ayah yang melakukan sex abuse terhadap putrinya atau saudara laki-laki kepada saudara perempuannya. Kalau seperti ini, bagaimana mencegahnya?

Jawab: (Mba Yulita)

Maka dari itu perhatian, komunikasi antar anggota keluarga tidak boleh putus.

Kita sebaiknya tidak cuek begitu saja..
Mendengarkan cerita anak dengan seksama..
Dan seperti yang sudah tercantum di slide, kita sebagai orang tua harus banyak belajar..
Mulai dari komunikasi produktif, hingga fitrah seksualitas..
Seperti di kelas bunsay ini..

Dengan mengajarkan anak fitrah seksualitas sesuai tahapan usia, diharapkan anak akan lebih peka terhadap kejahatan-kejahatan yang mengintai di sekitarnya.

Kesimpulan

Pada dasarnya pendidikan fitrah seksualitas memiliki 3 tujuan utama : 
- agar anak mengerti tentang identitas seksualnya
- agar anak mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya
- untuk mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.

Jika pendidikan fitrah seksualitas ini tidak terlaksana dengan sempurna pada tiap tahapnya, dapat berakibat pada penyimpangan seksual yang bermuara pada kejahatan seksual, selain penyimpangan terkait peran keayahbundaan, dengan anak sebagai pelaku atau korban.

Tanggapan dan kesimpulan dari saya

Memang "ngeri' sekali dengan sex abuse ini. Harus benar-benar membekali anak dengan underwear rule dan keberanian untuk berteriak dan bercerita. Semoga Allah menjaga anak-anak kita ya.. Aamiin..

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#LearningByTeaching
#FitrahSeksualitas 

No comments:

Post a Comment