Sunday, September 30, 2018

Jurnal Fasilitator Bunsay Batch 4 Kelas Tangsel Offline Level 1


Pertemuan materi pertama kelas Bunsay Tangsel Offline Batch 4 dilakukan berbarengan dengan pertemuan prabunsay yang ke-2 pada hari Sabtu, 8 September 2018, di Taman Bintaro Xchange. Alhamdulillah dapat dimulai tepat waktu pada pukul 9 pagi.

Selama 45 menit pertama dijadwalkan untuk membahas materi tentang inner child. Setelah pemaparan materi ini, beberapa mahasiswi berbagi pengalamannya tentang inner child. Bahwa memang nyata adanya pengaruh pengasuhan atau pengalaman di masa kecil terhadap sikap dan perilaku kita saat ini. Bahkan sampai ada yang jatuh sakit, trauma, dan mencoba mencari kesembuhan ke beberapa konselor. Momen menangis pun menjadi tak terelakkan.. Sedih memang, tetapi insya Allah pemaparan materi ini menjadi pembelajaran untuk kami sekelas agar melakukan pengasuhan terbaik kepada anak-anak.
Substansi esensi mendampingi dalam kepengasuhan itu rasa ikhlas ketulusan terbalut kebahagiaan. Lalu selebihnya harus di-upgrade dengan skill-skill kepengasuhan, ilmu, dan perbaikan attitude. ~Itsnita Husnufardani
Empat puluh lima menit berikutnya, kami membahas materi aktualisasi diri. Yang menjadi penekanan adalah setiap ibu memiliki pilihan masing-masing, tidak ada yang salah. Kemudian disambungkan dengan pengerjaan tantangan bunsay. Baik ibu yang bekerja di ranah domestik ataupun yang bekerja di ranah publik, keduanya insya Allah dapat mengerjakannya asalkan berkomitmen dan menjalankan manajemen waktu yang baik, seperti yang telah disampaikan di materi prabunsay yang pertama.

Jangan sampai ibu yang bekerja di ranah domestik berpikir, "Enak ya ibu yang bekerja, bisa menulis laporan tantangan di kantor.". Lalu ibu yang bekerja di ranah publik berpikir, "Ibu yang ada di rumah enak sekali, bisa melakukan tantangan bersama anak-anak di rumah 24 jam sehari.". Maka yang ada hanyalah "penyalahan keadaan" atas pilihan yang telah diambil dengan sadar oleh masing-masing ibu. Hal seperti itulah yang harus dihindari..
Every mom has her own battle. Win yours without being down to others.
Di materi tugas aktualisasi diri, peserta diminta untuk membuat kartu nama. Fasilitatornya pun ikut membuat kartu nama, berikut hasilnya:

Numpang eksis yaa..

Berlanjut memasuki materi pertama: Komunikasi Produktif. Ketika menyampaikan materi kepada teman-teman, yang ada pada diri justru flashback tentang cara komunikasi yang sudah diterapkan selama ini. Ternyata.. bahkan setelah mengikuti kelas bunsay reguler dan kelas bunsay leader, belum menjadi jaminan bahwa akan menjalankan apa yang sudah didapatkan di kelas. Ahhh.. menjadi fasilitator ini benar-benar merupakan cara mengingatkan diri.. Untuk kembali ke jalan yang benar. :D
Belajar komunikasi produktif bukanlah hanya saat mengerjakan tantangan 10 hari kelas bunsay, atau hanya saat mengikuti kelas bunsay leader, tetapi sepanjang hidup sampai akhir hayat
Setelah pemaparan materi dan tantangan, saatnya game! Kali ini permainannya adalah reka adegan kaidah-kaidah komunikasi produktif terhadap pasangan dan anak yang ada di e-book materi. Terdapat 5 kaidah komunikasi produktif terhadap pasangan dan 11 kaidah komunikasi produktif terhadap anak. Setelah dibuat 16 kartu bertuliskan masing-masing kaidah, perwakilan setiap peer group mengambil satu buah kartu. Kemudian setiap grup mendiskusikan dan mempraktikkan adegan sesuai kaidah yang dituliskan dalam kartu. Berikut beberapa video dari game reka adegan komunikasi produktif:

Mengganti kalimat interogasi dengan pernyataan observasi

Mengganti kalimat yang menolak/mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati

Ternyata para mahasiswi memiliki bakat akting terpendam ya hehehe.. Terima kasih teman-teman atas kehadiran dan perhatiannya selama pertemuan. Mengisi relung-relung hati ini dengan kehangatan persahabatan. Alhamdulillah.. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya. :)

Foto wajib sebelum pulang

Friday, September 14, 2018

Bunsay Leader #3: Jurnal Belajar Level 7

Lima Tips Cara Memaafkan Orang Lain

Jurnal belajar kali ini diminta untuk mencari dan menemukan satu tantangan yang terjadi di keluarga/lingkungan terkait tema yang dipilih, kemudian temukan solusinya. Dari keempat tema, yaitu konsep diri, hubungan dengan sesama, hubungan dengan change factor, dan hubungan spiritual; dipilihlah tema hubungan dengan sesama, dimana saya merasa masih menemukan banyak tantangan dalam menjalaninya. 

Sebagai seorang wanita tak jarang kita tersandung masalah dengan orang lain. Akibat sekedar lisan yang menyakiti hati atau sampai perbuatan yang terkadang sampai sekarang membuat bertanya-tanya mengapa orang lain berbuat seperti itu.

Alhamdulillah di perkuliahan IIP, materi pertama kelas bunsay adalah mengenai komunikasi produktif, dimana cara seseorang berucap atau berbuat sesuatu tergantung pada FoE (Frame of Experience) dan FoR (Frame of Reference) masing-masing. Pengetahuan ini sedikit banyak menyadarkan saya tentang gesekan-gesekan yang mungkin terjadi dengan orang lain semasa kita hidup.

Adapun hidup terus berlanjut, tak jarang pula orang yang pernah bermasalah dengan kita adalah orang yang akan kita temui sampai akhir hayat. Sehingga mau tak mau kita tak bisa menghindar, harus menghadapinya. Apa saja sih sebaiknya yang harus dilakukan agar bisa memaafkan dan kembali menjalin hubungan positif dengan orang yang pernah bermasalah dengan kita? Berikut tips-tipsnya:

1. Memaafkan dan melupakan

Yang pertama harus dilakukan untuk memaafkan orang lain adalah ya memaafkan. Memang awalnya sulit. Tetapi kita ingat-ingat kembali, manusia memang tidak luput dari kesalahan. Kita pun tentunya memiliki kesalahan, hal ini bisa menjadi awal penyadaran untuk memaafkan orang lain. Mau orang lain yang kita anggap memiliki kesalahan itu meminta maaf pada kita atau tidak, memaafkan sebenarnya adalah untuk kesehatan batin kita. Maka maafkanlah orang tersebut dan kemudian lupakan kesalahannya. Kita bisa bilang pada diri kita sendiri: "Mulai dari 0, ya.". :)

favim.com

2. Selalu ada hikmah atau maksud dari Allah

Kehadiran seseorang dalam hidup kita bisa menjadi suatu kebahagiaan atau kepahitan. Tetapi Allah selalu memberi hikmah atau maksud di balik setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Bisa saja orang yang bermasalah dengan kita dihadirkan agar kita belajar bersabar. Terdengar klise ya? Tapi memang benar, mungkin sebelumnya kita belum menjadi orang yang sabar, sampai Allah menguji kesabaran kita lewat orang tersebut. Apakah kita lulus ujian atau tidak? Hanya kita sendiri yang mengetahui jawabannya. 

3. Berhenti merasa menjadi korban

Yup, berhenti merasa menjadi korban. Jika ada orang yang berkata menyakitkan hati kita, kita sendirilah yang mengizinkan kata-kata orang tersebut untuk menyakiti hati kita. Padahal bisa saja kita hanya mendengar sambil lalu, menganggapnya tidak penting, dan kemudian hidup kita jauh lebih tenang karena tidak memikirkan apa yang orang lain katakan.

4. Berbuat baik kepadanya

Wah ini.. Hal tersulit yang pernah saya lakukan untuk orang yang pernah bermasalah dengan saya. Waktu mau melakukannya pun sampai termenung, untuk apa saya melakukannya? Kenapa harus dia yang saya baik-baikin? Manusiawi sekali sih ya.. Tapi coba deh.. Seperti tips-tips sebelumnya yang apabila belum dilakukan terasa berat untuk dilakukan, tetapi ketika saya selesai melakukannya, ada perasaaan relieve di dalam hati. Seperti berhasil menunjukkan kualitas pribadi kita. Orang lain boleh berbuat tidak baik kepada kita, tetapi kita akan tetap berperilaku baik kepada siapa pun. Sounds like an angel ya? :D

5. Tetap tersenyum dan fokus pada hal positif

Hanya dengan tersenyum, masalah-masalah yang dihadapi seperti jauh lebih ringan. Setelah itu, fokus pada diri sendiri, anak-anak, suami, dan keluarga. Ingat dan lakukan hal-hal yang positif sehingga perlakuan atau kata-kata negatif dari orang lain pun terlupakan. Masih banyak yang bisa kita lakukan, daripada sekedar mengingat-ingat kesalahan orang lain kepada kita.

Benar-benar self reminder sih menulis ini.. Doakan saya agar bisa sejalan dengan apa yang saya tulis ya! :)

Infografis:

Template dari canva.com

Referensi:
1. Pengalaman pribadi