Saturday, March 31, 2018

Jurnal Belajar Fasilitator Kelas Tangsel Offline (Minggu 9)


Pertemuan 9 diselenggarakan di rumah saya sendiri hehehe.. Mulai sibuk menyiapkan segala sesuatunya karena akan didatangi tamu-tamu spesial. :D Belajar menjadi tuan rumah yang baik setelah sebelum-sebelumnya melihat bagaimana teman-teman yang menjadi tuan rumah begitu loyal dan memuliakan tamu. Masya Allah.. Alhamdulillah.. Benar-benar banyak belajar hal di matrikulasi offline ini.

Teknik fasilitasi masih sama dengan pertemuan 7 dan 8. Saat review per 2 orang mengalirkan rasanya setelah mengerjakan NHW#8. Dan saat materi dibagi 4 kelompok untuk presentasi hasil diskusi mengenai Bunda sebagai Agen Perubahan. Kali ini penentuan kelompoknya belajar pakai randomizer hehe.. Belajar hal baru lainnya. :D

Yang spesial dari pertemuan kali ini, tentunya adalah makanan-makanannya hihihi.. Eh, sama ada pembagian hadiah untuk para bumil yang mendekati HPL plus buat fasil juga. Eaaa.. alhamdulillah.. :))) Terima kasih mba-mbaku sayang. <3

Ini dia dokumentasinya:

 Wefie dulu kita

Batch limaaa

 Amunisi

 Kado untuk Mba Nia

 Kado untuk Mba Rima

Ngapain sih Jeng

Jurnal Belajar Fasilitator Kelas Tangsel Offline (Minggu 8)


Pertemuan ke-8 diadakan di rumah salah satu peserta yang baru saja melahirkan, yaitu Mba Shela. Masya Allah semangatnya Mba Shela.. Meskipun baru melahirkan anak kedua secara caesar, yang tentunya masih dalam masa pemulihan, bersedia menjadikan rumah orang tuanya sebagai tempat belajar dan menyediakan berbagai cemilan dan makan siang. Semoga berkah dan tidak menghambat pemulihan ya, Mba.

Kali ini masih sama tata cara fasilitasinya seperti minggu kemarin. Saat review, peserta dibagi kelompok yang berisi 2 orang untuk saling mengalirkan rasa setelah mengerjakan NHW#7. Waktu 10 menit yang diberikan sepertinya tidak cukup ya untuk para ibu bercerita hehehe.. Sebagai fasil saya juga harus belajar cut off time dengan baik nih.. Karena saya pada dasarnya orangnya ga enakan, jadi kalau mau memotong pembicaraan orang lain agak sungkan begitu. Tapi pembelajaran harus berlanjut jadi mau tidak mau harus menghentikannya. 

DI NHW#7 ini yang spesial adalah semua peserta mengerjakan tepat waktu yeayyy.. Pada semangat mengenal diri yaa..

Lanjut ke materi 8 tentang Misi Spesifik Hidup dan Produktivitas, peserta dibagi menjadi 4 kelompok lagi dan masing-masing menjelaskan hasil diskusi mereka. Wah ternyata ada yang membacakan materi 8 plek plek plek sama seperti materi dari pusat. Memang sudah banyak beredar sih ya di blog-blog tentang materi matrikulasi IIP. Tapi tidak apa, ada penambahan dari kelompok lain plus update materi batch 5. Sebagai fasil pun hanya menambahkan sedikit saja tentang aspek be, do, have dan kemudian dihubungkan dengan NHW#8.

Alhamdulillah.. pertemuan ke-8 pun selesai, ditutup dengan sesi makan siang nasi soto ayam buatan ibu Mba Shela. Terima kasih Mba Shela dan Ibunda, serta teman-teman matrikulasi juga yang masih bersemangat mengikuti sampai akhir. Berikut dokumentasinya:









Game Level 9: Think Creative (Day 10)

Mendelegasikan Tugas

Badan sudah mulai merasa tidak enak.. Sepertinya akumulasi dari padatnya kegiatan-kegiatan di weekend alias pergi-pergi terus. Ya matrikulasi offline, playdate, mengunjungi orang tua dan saudara, dan kopdar-kopdar lainnya. Harus ada yang berhenti dilakukan, ditunda pengerjaannya, tetap dikerjakan sendiri karena tidak bisa digantikan, dan tentunya mendelegasikan kepada yang bisa menggantikan.

Contohnya besok masih ada pertemuan review 9 matrikulasi offline.. Kemarin dan hari ini sudah full pergi-pergi. Sepulangnya ke rumah langsung muntah, batuk, demam, dan pegal-pegal. Badan sudah mengirim sinyal untuk beristirahat sepertinya.. Alhasil mencari cara agar amanah sebagai fasililitator tetap dapat terlaksana. Akhirnya meminta Mba Fitri sebagai guardian untuk menggantikan. Alhamdulillah bersedia, meskipun mengganti jam pertemuan.

Menjadi event organizer Playdate for Leader Camp juga akhirnya didelegasikan karena minggu depan sudah diajak Papi ke Bandung (ada dinas). Terima kasih Mba Adit yang sudah mau meneruskan. Dua minggu berikutnya sudah jadwal pergi ke LC. Jadi setidaknya menyediakan waktu untuk pemulihan seminggu sebelum berangkat ke Salatiga agar bisa 100% fit saat LC. Fyuuuh.. semoga lekas sehat kembali ya badan. Maafkan sudah diforsir beberapa minggu belakangan ini..

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Friday, March 30, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 9)

Mengumpulkan Dana untuk Leader Camp (LC)

Tanggal 20-22 April 2018 nanti insya Allah akan ada Leader Camp Ibu Profesional di Salatiga. Waaah.. Waktu dibuka pendaftaran cus langsung daftar. Ternyata biayanya lumayan juga yaa hehe.. Awalnya memang membayar dengan tabungan pribadi. Tapi kemudian ada yang namanya Expo LC dimana setiap kota berusaha untuk produktif agar dapat membiayai keberangkatannya masing-masing. Sempat terpikir mau buat mainan dari kardus tapi sepertinya memakan waktu dan tenaga yang lama dan besar, keuntungannya juga relatif tipis.

Lalu ada teman yang menyarankan untuk buat playdate saja. Pertamanya saya bilang belum dapat menyanggupi karena masih menjadi fasilitator kelas matrikulasi offline dimana setiap minggu ada pertemuan. Tapi membaca IP kota lain (baca: Depok) dapat memberikan tunjangan kepada pengurus yang berangkat ke LC, koq saya jadi mau juga yaa.. hehe..

Awalnya ada teman yang mengajak untuk berkunjung ke penerbit Noura Books. Harus minimal ada 30 orang supaya bisa berkunjung. Langsung saya ambil kesempatan itu untuk mencari dana LC. Meskipun awal-awal peluncuran playdate sepi peminat karena jadwalnya saat weekday, alhamdulillah mendekati hari H, kuota dapat terpenuhi, bahkan lebih. Kuncinya banyak-banyak share. Bila di grup member belum banyak peminat, sebarkan di media sosial komunitas, pribadi, pengurus, sampai grup-grup WA berbasis ibu-ibu yang haus kegiatan untuk anak-anaknya. Selain itu niat dan doa yang tulus insya Allah akan memudahkan jalannya.

Playdate kedua yaitu kitchen tour di Burger King. Yang ini lebih heboh lagi, 1 sesi dengan peserta 35 anak tidak cukup menampung antusiasme para Bunda. Sampai dibuat sesi 2-nya di esok harinya dan full seat juga 35 anak. Ditambah ada jajaran waiting list yang siap menampung apabila ada yang cancel. Masya Allah.. Alhamdulillah.. Terima kasih ya Bunda-Bunda yang sudah berpartisipasi. Semoga menjadi berkah dalam penggunaannya, mengantarkan kami para peserta LC ke Salatiga. Jazakumullah khairan katsira.. :D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative


Thursday, March 29, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 8)

Memasak yang Ada di Kulkas

Kemarin Papi belum gajian hiks.. Walhasil sebisa mungkin memanfaatkan makanan yang ada di kulkas. Alhamdulillah masih ada lauk dan sayuran yang bisa dimasak. Di freezer ada ayam separuh, spicy chicken, dan egg roll. Di kulkas bawah ada kacang panjang, tempe, dan kentang. Alhamdulillah juga cabe, bawang, dan bumbu-bumbu masih ada. 

Masak apa ya hari ini? Akhirnya diputuskan masak ayam goreng dan tumis kacang panjang tempe. Masak ayam goreng dengan bumbu Racik hahaha.. Kalau tumis kacang panjang tempe mudah saja. Potong-potong tempe bentuk persegi panjang kecil-kecil lalu goreng. Potong-potong kacang panjang dan kemudian dicuci. Iris-iris bawang merah, bawang putih, dan cabai merah keriting. Panaskan minyak, tumis bawang dan cabe, masukkan kacang panjang, tempe, bumbu, dan air. Jadi deh! :D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Game Level 8: Think Creative (Day 7)

Beres-beres Mainan

Hari ini Mami merapikan mainan-mainan hasil buat sendiri (kebanyakan dari printable) yang sudah mulai menumpuk dan berserakan dimana-mana. Cara merapikannya adalah sebagai berikut:
1. Simpan dan kumpulkan per permainan dalam plastik ber-seal (seperti kantong obat) dengan ukuran sedang.
2. Namai setiap permainan sesuai jenisnya, misalnya ini permainan mencocokkan (matching), permainan mengenal bentuk (shape), permainan matematika (math), dan sebagainya. Bisa juga menamai permainan berdasarkan sumbernya, misalnya ada yang dari buku Rumah Main Anak (RMA), dari Rabbithole, dari Mungilmu, dari Montessori, dsb.
3. Kemudian taruh dalam kontainer dan urutkan berdasarkan abjad penamaan tadi sehingga lebih mudah dicari jika ingin dimainkan kembali.

Waaah.. dengan begini, kamar menjadi jauh lebih rapi, anak-anak pun tinggal buka kontainer dan memilih permainan yang ingin dimainkan hari ini. Tidak lupa bersama-sama merapikan dan menaruh permainan kembali sesuai tempatnya jika sudah selesai bermain. :D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Tuesday, March 27, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 6)

Kreatif Saat Macet

Hari ini pergi ke Planetarium Jakarta di Cikini. Naik motor ke stasiun Pondok Ranji, lanjut naik kereta ke Tanah Abang, lalu naik ojek online ke Planetarium. Di sana kami menonton ilustrasi langit dan benda-benda langit selama 30 menit. Pulangnya naik taksi online karena hujan. Ya Allah macetnya.. Nara yang duduk sama Mami sudah terlihat bosan di perjalanan. Harus melakukan berbagai macam cara supaya Nara tidak bosan. Mulai dari menceritakan berbagai hal dan suasana sekitar, menawarkan makanan dan minuman, sampai menjadikan barang yang ada sebagai mainan. Akhirnya setelah 2 jam perjalanan dari Planetarium ke Stasiun Tanah Abang sampai jugaaa. Fyuuuhhh..

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Monday, March 26, 2018

Resume Diskusi Bunda Sayang Level 9 "Kreativitas"

Ada yang berbeda dari materi bunsay kali ini. Yang biasanya materi berupa tulisan, kali ini materi berupa gambar-gambar yang menggelitik sisi kreativitas kita. Dimulai dengan gambar seperti tetris (kalau menurut saya). Menurut teman-teman yang lain ada yang menjawab berupa puzzle dan sebagainya. Dari gambar pertama saja sudah menunjukkan jawaban yang beragam, dimana setiap orang menjawab sesuai daya kreativitas dan imajinasi masing-masing.

Hal ini menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki jawaban masing-masing, keunikan masing-masing dan menyadarkan bahwa anak-anak kita pun seperti itu. Setiap hal yang dilakukan anak-anak adalah fungsi dari kreativitas masing-masing anak. Yang terkadang para orang tua menganggap aksi-aksi yang dilakukan anak-anak adalah suatu kenakalan atau keanehan. Padahal hal tersebut adalah bentuk kreativitas mereka. Bukan mereka yang harus berubah, melainkan kita yang harus mengubah sudut pandang kita.

Sering pula kita menyimpulkan sesuatu yang sepertinya sudah biasa. Ternyata setelah ditilik lebih lanjut, belum tentu yang sudah biasa tersebut jawabannya. Karena itu kita sebagai orang tua juga jangan banyak berasumsi atau buru-buru membuat pernyataan. Sebaiknya perbanyak pertanyaan agar anak dapat menjelaskan secara jelas (clear) dan tugas orang tua hanya mengklarifikasi (clarify) saja.

Dari 1 gambar, banyak interpretasi dari yang melihatnya. Begitu pula dengan anak-anak, jangan batasi pemikiran mereka. Biarkan mereka berpikir outside the box. Kalau anak-anak berbeda pemikirannya dengan orang tua, it's OK. Jangan memaksakan anak-anak dengan pemikiran yang sudah ada. Karena dengan berpikir out of the box, dapat tercipta ide-ide atau produk-produk baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Ada 3 proses kreativitas, yaitu:
1. Evolusi: ide baru dibangkitkan dari ide sebelumnya
2. Sintesis: dua atau lebih ide yang ada digabungkan menjadi satu ide baru
3. Revolusi: benar-benar membuat perubahan baru dengan pola yang belum pernah ada

Tantangan yang sebenarnya adalah bukan bagaimana menjadikan anak-anak kreatif, melainkan bagaimana menjadi ibu yang kreatif. Apa saja yang menghambat selama ini dan bagaimana solusinya? Di tantangan 10 hari lah para Bunda akan ditantang menjadi mencari jawabannya. Semangat! :D

Game Level 9: Think Creative (Day 5)

Belajar Menjadi MC

Kemarin ada acara kopdar akbar matrikulasi batch 5 Tangsel. Mami mencoba menjadi MC dari acara tersebut. Sebelumnya Mami jaraaang sekali mengambil peran tersebut. Tetapi karena salah satu 6 peran dominan adalah COM atau Communicator, maka Mami mencoba memberi ruang kepada diri sendiri untuk mempraktikkan salah satu peran dominan tersebut dengan menjadi MC.

Menjadi MC haruslah benar-benar kreatif. Ketika rundown acara yang diberikan tidak sesuai dengan jalannya acara, MC harus kreatif agar acara tetap berlangsung dengan baik. Ketika ada waktu kosong atau menunggu karena hal teknis, harus pandai mengisi waktu sebisa mungkin agar acara tidak membosankan. Ketika tidak ada pertanyaan dari peserta, MC yang berinisiatif balik bertanya kepada peserta sambil bagi-bagi hadiah.

Alhamdulillah meskipun pada awalnya grogi dan sampai akhir acara banyak bertanya kepada pengurus lain, amanah menjadi MC dapat terselesaikan dengan baik. Lama kelamaan di akhir acara malah ketagihan untuk pegang mic dan meramaikan suasana haha.. Semoga ke depannya bisa mengasah lagi peran baru ini dan menjadi MC yang lebih baik lagi aamiin..

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Sunday, March 25, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 4)

Mencocokkan Bayangan

Nara yang baru berusia 1 tahun 10 bulan sudah pandai mencocokkan bayangan permainan seperti foto di bawah ini:

Nara bermain bayangan Paw Patrol

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

NikaYunitri#Kelompok3#TugasMateri2

Ruang untuk 7 Bakat Dominan Diri

1. Achiever
Memberi ruang dengan mencapai target harian yang ditulis, mencakup jadwal harian dan jadwal menulis.

2. Arranger
Memberi ruang dengan menjadi koordinator event komunitas @itbmh_jaktangsel yang memberi kesempatan untuk teman-teman lain membantu berlangsungnya acara dan memberanikan diri menjadi ketua panitia event IP Tangsel.

3. Consistency
Memberi ruang pada diri untuk konsisten menulis sesuai jadwal. Jadwal mingguan: Senin menulis tema PAUD, Rabu menulis sesuai tema Kelas Belajar Menulis IP Tangsel, dan Jumat menulis resep masakan. Jadwal bulanan: Bunsay Leader, review buku, dan event @itbmh_jaktangsel.

4. Harmony
Memberi ruang pada diri untuk dapat berkomunikasi produktif, no baper, dan jika ada konflik dengan orang lain bersikap sabar serta menyelesaikan masalah dengan solusi positif.

5. Intellection
Memberi ruang pada diri untuk dapat menyelesaikan target membaca buku minimal satu bulan sekali (untuk diri sendiri) dan membacakan anak minimal satu buku per hari.

6. Learner
Memberi ruang pada diri untuk belajar menyetir mobil sendiri.

7. Responsibility
Memberi ruang pada diri untuk mengerjakan tugas-tugas yang ada di komunitas, seperti menjadi sekretaris, fasilitator, observer, dan peran lainnya dengan tetap memprioritaskan anak-anak, suami, dan keluarga.

Ruang untuk 6 Peran Dominan

1. Arranger
Memberi ruang dengan menjadi koordinator event komunitas @itbmh_jaktangsel yang memberi kesempatan untuk teman-teman lain membantu berlangsungnya acara dan memberanikan diri menjadi ketua panitia event IP Tangsel.

2. Communicator
Memberi ruang pada diri dengan mengambil peran sebagai MC pada event komunitas.

3. Educator
Memberi ruang pada diri untuk menjadi guru utamanya untuk anak-anak sendiri dengan memberikan minimal satu permainan edukatif setiap harinya.

4. Journalist
Memberi ruang pada diri untuk konsisten menulis sesuai jadwal. Jadwal mingguan: Senin menulis tema PAUD, Rabu menulis sesuai tema Kelas Belajar Menulis IP Tangsel, dan Jumat menulis resep masakan. Jadwal bulanan: Bunsay Leader, review buku, dan event @itbmh_jaktangsel.

5. Restorer
Memberi ruang pada diri untuk dapat menata penyimpanan barang-barang di rumah dengan rapi dan sesuai dengan tempatnya.

6. Server
Memberi ruang pada diri untuk aktif di komunitas Ibu Profesional Tangsel dan @itbmh_jaktangsel tanpa adanya keuntungan materi.

#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriDua
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Saturday, March 24, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 3)

Bermain dengan Macam-Macam Alat Transportasi Berat

Permainan hari ini

Meskipun Neta anak perempuan, dia sangat senang bermain alat-alat transportasi berat seperti mobil garuk, mobil semen, dan truk. Setelah Mami gunting gambarnya, Neta langsung bermain membuat ekspresi wajah di tiap mobil dengan menggunakan plastisin. Neta membuat ekspresi senyum dengan mulut melengkung ke atas, cemberut dengan mulut melengkung ke bawah, kaget dengan mulut berbentuk bundar, dan bosan dengan mulut berbentuk datar. Wah Neta sudah mengetahui macam-macam ekspresi wajah yaa.. Sayangnya waktu mau Mami foto hasilnya, Neta bilang tidak boleh hehe.. ya sudah tidak apa-apa. :)

Setelah itu Neta mengganti permainan, yaitu membuat cerita sendiri tentang jalan yang sudah rusak. Ada pagar pembatas dan segitiga pembatas. Kendaraan lain dilarang lewat karena mobil truk pengangkut, mobil semen, dan mobil garuk mau lewat. Neta memang senang sekali membuat cerita sendiri. Seringnya main orang-orangan atau rumah-rumahan. Dia seperti punya dunianya sendiri kalau sedang bercerita. Anak-anak memang punya daya imajinasi yang tinggi yaa. :D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Friday, March 23, 2018

Game Level 9: Think Creative (Day 2)

Belajar Kata-Kata yang Menunjukkan Letak dengan Mainan dari Kardus

Mengenalkan kepada anak-anak kata-kata yang menunjukkan letak seperti di bawah, di atas, di sebelah, di antara, dan di dalam dapat dilakukan dengan permainan sederhana. Siapkan gambar apel dan ulat. Tempel gambar apel di kardus kemudian siapkan tali atau benang yang ditempelkan ke gambar apel dan gambar ulat, seperti foto di bawah ini:

Permainan apel dan ulat

Cara bermainnya bisa sambil bercerita. Misalnya "Halo, aku ulat. Aku ada di sebelah apel". Lalu arahkan ulat ke samping apel. "Aku suka memanjat, sekarang aku ada di atas apel". Gerakkan ulat ke atas apel. "Cilukba! Sekarang aku ada di bawah apel". Pindahkan ulat ke bawah apel. "Wah ada dua apel. Aku bisa bermain di antara dua apel." Letakkan ulat di antara dua apel. "Hmm, aku lapar. Aku makan dulu apel yang lezat ini. Sekarang aku ada di dalam apel!". Ulat pun dapat diletakkan di apel yang berlubang.

Paket permainan ini diambil dari Mungilmu Mini minggu ke-9. Kardusnya dari bekas kardus susu UHT, benangnya benang sulam Mami yang sudah tidak terpakai. Yuk manfaatkan barang-barang bekas atau yang ada di rumah untuk dijadikan mainan yang seru dan bermanfaat untuk anak-anak. Jangan lupa dilakbani gambar apel dan ulatnya supaya lebih awet. Lalu mainkan bersama sekeluarga!:D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Thursday, March 22, 2018

Game Level 9: Think Creative

Membuat Mainan dari Kertas Lebih Awet

Bermain dengan anak-anak diupayakan agar rutin dilakukan setiap hari. Supaya lebih sederhana dalam persiapannya, saya berlangganan paket printable. Tinggal print, gunting, dan terkadang memerlukan bahan dan peralatan yang ada di rumah, jadi deh mainan baru tiap hari. :D

Waktu awal-awal menggunakan printable, tak jarang mainan cepat rusak karena terbuat dari kertas. Memang dianjurkan oleh supplier printable-nya untuk di-laminating supaya lebih awet. Sempat cek harga mesin laminating lumayan juga ya, paling murah sekitar 400 ribu rupiah. Belum dengan plastiknya, plus listriknya juga. Dan harus pandai menggunakannya karena plastik bisa menyangkut di mesin dan menyebabkan kerusakan. Apalagi mesinnya panas dan ada anak-anak di sekitar kita, harus ekstra hati-hati!

Setelah bertanya ke papinya anak-anak pun beliau bilang, kalau mau laminating ya ke tukang fotokopi saja. Langsung terbayang berapa budget yang harus disiapkan per hari kalau printable-nya mau di-laminating semuaaa hahaha.. Lho ini game cerdas finansial atau think creative ya? Beda-beda tipis soalnya antara hemat dan kreatif wkwkwk..

Kembali ke tantangan, harus cari cara nih supaya mainan tetap awet tapi kantong ga bolong. Yeayyy.. kutemukan solusinya! Yaitu pakai lakban bening saja untuk melapisi kertasnya. Memang sih jadi lebih repot, karena setelah menggunting harus melakbani setiap gambarnya satu-satu. Lumayan juga waktunya. Tapi Neta dan Nara jadi lebih tertarik untuk memainkannya.

Setelah beberapa kali melakbani satu per satu gambar, akhirnya ditemukanlah cara supaya proses melakbani ini jadi lebih cepat. Yaitu dengan langsung melakbani sekaligus beberapa gambar. Misal antara 2-4 gambar kita "jejer"-kan di lantai, lalu gambar tersebut dilakban sampai semua permukaan kertas tertutup oleh lakban. Jangan lupa sisi satunya lagi. Setelah itu, baru deh digunting satu per satu di setiap sisi gambar. Tapi gambar yang di-"jejer"-kan jangan terlalu banyak juga ya, soalnya khawatir hasil lakbannya menjadi tidak rapi.

Ini dia hasil lakban-melakban kemarin, gambar hewan-hewan yang ada di danau:

Gambarnya menjadi lebih awet setelah dilakban

Karena mainannya menjadi tidak mudah rusak, saat Papi pulang kerja pun, anak-anak, Mami, dan Papi bisa bermain bersama dengan mainan tersebut. :D

#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Wednesday, March 21, 2018

Playdate ke Damkar Jagakarsa


Sabtu kemarin seharusnya Neta dan Nara ikut playdate @itbmh_jaktangsel ke pemadaman kebakaran. Tapi apa daya.. mereka berdua sakit hiks.. Neta demam dan Nara pilek jadi gak jadi ikut deh.. 

Kegiatannya seru, ada pengenalan damkar dan bahaya kebakaran untuk anak, penyuluhan pemadaman api untuk orang tua, mencoba naik mobil damkar maju mundur, dan main air. Ada 45 anak yang bergabung playdate kali ini. Wawww.. banyak yaa.. Yeayyy berikut dokumentasinya:

 Persiapan menonton video perkenalan damkar

 Penyuluhan pemadaman api untuk orang tua

 Mencoba peralatan damkar

 Main aiiir

Foto full team

Video penyuluhan pemadam kebakaran untuk orang tua

Naik mobil damkar ngiung.. ngiung..

Fyuuuh.. sedih banget ga bisa bergabung di playdate kali ini. Pertama kali ga hadir dalam sejarah playdate @itbmh_jaktangsel dan kali ini termasuk yang paling seru pula hahaha.. Nanti buat lagi deh supaya Neta dan Nara bisa ikut. :)

Saturday, March 17, 2018

Menu Lengkap 4 Bintang, Waktu Memasak Hanya 15 Menit!

Wah menu apakah itu? Ini dia:

Martabak telor tahu wortel

Yup, menu ini terdiri dari protein hewani (telur), protein nabati (tahu), sayuran (wortel), tambah nasi sebagai karbohidrat jadi komplit deh sebagai menu 4 bintang. Memasaknya pun mudah saja dan alhamdulillah anak-anak suka. :D

Berikut resepnya:

Bahan-bahan:
1. Telur 1 butir
2. Tahu kuning 3 buah (beli tahu Lembang isi 10 buah harganya Rp 6.000)
3. Wortel (Rp. 1000, saya hanya pakai separuh)
4. Daun bawang 1 batang
5. Garam dan lada secukupnya
6. Minyak untuk menumis

Cara membuat:
1. Kocok telur
2. Masukkan tahu lalu hancurkan
3. Kupas wortel, cuci, lalu parut dan dimasukkan ke adonan telur-tahu
4. Cuci dan iris bawang daun, masukkan ke adonan
5. Bubuhkan garam dan lada secukupnya
5. Panaskan minyak
6. Masukkan adonan ke teflon
7. Balik bila 1 sisi telah matang
8. Masak hingga 1 sisi lainnya matang

Biaya yang diperlukan: sekitar Rp 5.000
Waktu memasak: kurang lebih 15 menit
Untuk 1-2 porsi

Resep Tumis Sawi Putih Baso

Bahan-bahan:
1. Sawi putih 1 buah Rp 5.000
2. Baso sapi 5 buah @ Rp 1.000
3. Bawang merah 4 siung
4. Bawang putih 3 siung
5. Cabe merah keriting 4 buah
6. Bumbu Magic Lezat 1 buah
7. Air 1 gelas (sekitar 300 mL)
8. Minyak goreng secukupnya untuk menumis

Cara membuat:
1. Potong-potong dan cuci bersih sawi dan baso
2. Iris halus bawang merah dan bawang putih
3. Iris serong cabe merah
4. Panaskan minyak untuk menumis
5. Masukkan bawang, cabe, baso, dan sawi lalu aduk rata
6. Masukkan bumbu dan air
7. Masak hingga air mendidih

Biaya yang dikeluarkan: sekitar Rp 12.000
Waktu memasak: sekitar 20 menit
Untuk 4-5 porsi

Tumis Sawi Putih Baso

NikaYunitri#Kelompok3#TugasMateri1

7 Bakat Dominan Diri

1. Achiever: Memiliki stamina yang tinggi, tidak pernah capek, selalu bekerja keras. Aktif dan selalu mengerjakan apa saja. Ini bener bangeeet.. Saya kalau diam malah bingung alias mati gaya. Banyak aktivitas yang bisa dikerjakan, mulai dari aktivitas bersama anak dan keluarga, aktivitas rumah tangga, aktivitas seputar IIP dan komunitas lainnya, menulis, memasak, membaca buku, dan sebagainya. Suami sampai bilang: "Mami ini lebih sibuk daripada pekerja kantoran". Haha..

2. Arranger: Suka mengatur berbagai sumber daya yang dia ketahui dan menatanya ulang. Ini praktiknya di komunitas @itbmh_jaktangsel yang terdiri dari ibu-ibu alumni ITB berdomisili di Jakarta, Tangerang, dan Tangerang Selatan. Selain sharing di grup WA dan Telegram, ada kegiatan bulanan berupa playdate, momsdate, atau family date dimana saya menjadi event organizer-nya. Pada awalnya banyak dilakukan sendiri tetapi alhamdulillah setelah 1 tahun lebih, banyak juga teman-teman yang berpartisipasi dalam setiap event-nya.

3. Consistency: Patuh mengikuti aturan yang ada, tidak suka pembedaan hak akibat pertemanan. Ini juga gue bangeeet. Pengalaman di sekolah TK anak saya yang pertama (Neta, 5 th), ada komite sekolah yang merupakan kumpulan orang tua/wali murid. Setiap bulannya ada kelompok masak makanan sehat untuk anak-anak. Saya kira pembagian kelompoknya fair. Ternyata ada kelompok yang merupakan hasil request ibu-ibu yang memang sudah dekat dan saling kenal sebelumnya. Di situ saya merasa sebal haha.. 

Pernah juga ada kunjungan kegiatan ke luar sekolah dimana hanya beberapa anak yang diberangkatkan tetapi Neta tidak termasuk yang ikut. Ketika bertanya pada Bunda Gurunya kriteria anak yang bagaimana yang diajak ke acara tersebut, ternyata kriterianya adalah anak yang cenderung tidak bisa diam di kelas. Saya merasa tidak adil, karena seharusnya setiap anak punya kesempatan yang sama.

Saya juga lebih suka mengikuti peraturan yang sudah ada, tidak suka aneh-aneh mencoba melanggar peraturan. Dalam melakukan sesuatu pun seorang teman mengatakan bahwa saya itu persisten. Langsung googling apa arti persisten. Ternyata artinya gigih dan kukuh. Maksudnya bila ada target tertentu, misalnya menulis satu tulisan dalam satu minggu, saya dapat mencapainya. Alhamdulillah.. 

4. Harmony: Tidak menyukai konflik, tidak berani konfrontasi. Sejak awal kuliah (2004) sampai terakhir mengikuti tes kepribadian online (2017), kepribadian yang dominan adalah Plegmatis. Salah satu ciri tipe ini adalah tidak suka dengan konflik dan pertentangan. Saya suka keadaan tenang dan damai. Kalau ada perdebatan maunya pergi saja dari tempat perdebatan haha.. Tapi semakin dewasa tetap berusaha menyelesaikan masalah sih, supaya tetap bisa hidup dengan tenang dan damai.

5. Intellection: Menyukai kegiatan olah pikir. Saya termasuk tipe pemikir. Kalau sedang diam, sebenarnya sedang memikirkan sesuatu. Senang juga dengan pelajaran matematika, senang sekolah, senang membaca. Makanya senang bisa bergabung di IIP, sebab seperti sekolah lagi, hanya saja sekolah menjadi ibu. :D

6. Learner: Sangat suka belajar hal baru. Saya sangat terbuka terhadap hal-hal baru yang dapat dipelajari dan tidak jarang menjadi yang terbaik (narsis banget yaa..). Waktu kuliah sempat les biola dan menjadi principal (pemain biola utama) di orkestra tempat les tersebut. Bisa juga belajar sendiri (autodidak) dengan waktu relatif cepat. Misalnya saat bergabung di kepanitiaan, belum ada yang bisa membuat Google Form, akhirnya saya yang belajar sendiri dan membuatnya lewat googling dan langsung praktik. Menjadi event organizer atau playdate arranger juga belajar sendiri, learning by doing, alias modal nekat hehehe..

7. Responsibility: Memegang teguh janji, pasti ditunaikannya. Ini berkaitan dengan ucapan dan amanah. Bila sudah berucap sesuatu, selalu berusaha melakukan sesuai yang diucapkan. Terkait amanah juga, terus berusaha melaksanakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Apalagi bila terkait uang, sudah seharusnya uang yang bukan milik pribadi dilaporkan dan diberikan kepada orang/komunitas/organisasi yang memang memiliki dan lebih berhak atas uang tersebut.

6 Peran Dominan

1. Arranger 
2. Communicator
3. Educator
4. Journalist
5. Restorer
6. Server

Untuk potensi kekuatan, sebagai arranger, communicator, dan server terlatih di komunitas @itbmh_jaktangsel, dimana saya menjadi koordinator dalam mengadakan playdate/momsdate minimal 1 bulan sekali. Karena di sini saya mempersiapkan, mengkomunikasikan dan menampung semua keinginan, ide, dan saran dari teman-teman semua agar acara terealisasikan dan berjalan lancar. Di komunitas ini saya pun melakukannya dengan sukarela, yang terpenting anak bisa berkegiatan menambah pengalaman dan teman, ibu-ibunya pun bisa punya tempat sharing.

Sebagai educator, memang sekarang sedang giat-giatnya berkegiatan dengan anak-anak di rumah. Rasanya senang bisa menyiapkan structured play untuk kakak dan stimulasi untuk adik masing-masing minimal 1x sehari. Ada kepuasan tersendiri jika anak-anak senang bermain sambil belajar bersama saya di rumah.

Sebagai journalist, berhubungan dengan passion saya, yaitu menulis. Ada jadwal penulisan setiap minggunya di blog seperti hari Senin untuk tema PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), hari Rabu sesuai tema di Kelas Belajar Menulis IP Tangsel, hari Jumat menulis resep. Selain itu ada jadwal menulis per bulan, yaitu jurnal belajar Bunsay Leader, reportase kegiatan @itbmh_jaktangsel, dan review buku.

Untuk restorer, saya memang senang menyimpan sesuatu sesuai tempatnya dan mengingatnya disimpan dimana. Apalagi punya suami yang pelupa dan anak-anak yang belum pandai mengingat tempat penyimpanan hehe.. Saya sering mengingatkan suami dan anak untuk menaruh barang di tempatnya kembali agar mudah menemukannya jika ingin digunakan.

#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriSatu
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Wednesday, March 14, 2018

Mengunjungi Lapangan Terbang Pondok Cabe

Hari Kamis, tanggal 8 Maret yang lalu, Neta berkunjung ke Lapangan Terbang Pondok Cabe bersama teman-teman sekolahnya. Mami dan Nara tidak ikut, hanya Neta saja yang pergi. Neta perginya memakai seragam dan topi polisi. :D

Sepulang dari sana, Neta pun bercerita bahwa ia melihat dan naik pesawat terbang, helikopter, serta truk tronton. Wah seru sekali ya! Selain itu, Neta juga melakukan kegiatan berbaris, mendengarkan penjelasan Pak Polisi, dan makan snack yang sudah dibawa dari rumah. 

Untuk kunjungannya sendiri sebenarnya tidak dipungut biaya, tetapi dari sekolah Neta ada biaya transportasi dan juga biaya bingkisan sebesar Rp 30.000. 

Berikut dokumentasinya:

 Foto di samping pesawat (Neta yang paling kanan depan)

 Foto di depan pesawat (Neta yang paling kanan depan)

 Hanggar pesawat dan helikopter Polisi Udara Pondok Cabe

Neta naik helikopter (Neta kedua dari kiri)

Padahal Maminya pingin banget ikut lho haha.. 

Berenang di Kolam Renang Situ Gintung

Selasa, 6 Maret yang lalu, Papi sengaja mengambil sisa cuti dan kami sekeluarga rekreasi berenang ke kolam renang Situ Gintung. Kami datang pukul 9 pagi, masih sangat sepi. Harga tiket masuk saat weekday adalah Rp 40.000 per orang, anak di atas 1 tahun  sudah dihitung membayar tiket.

Setelah mengganti baju dengan pakaian renang, kami langsung mencoba perosotan tinggi yang berwarna kuning, hijau, dan biru. Di sini kolamnya dangkal, anak seusia Nara (1,5 tahun) masih bisa berdiri dan permukaan air masih di bawah wajah. Neta dan Nara senang sekali bermain perosotan ini, sampai meluncur berulang kali. Mami sama Papinya yang capek naik tangga hahaha.. Di kolam ini airnya pun lebih hangat daripada kolam lainnya. Sayangnya, dua perosotan melingkar lainnya yang bermuara ke kolam ini tidak dapat digunakan karena sirkulasi airnya tidak dihidupkan.

Kemudian kami mencoba kolam lainnya, dimana terdapat ember tumpah, pancuran, dan beberapa perosotan lainnya. Di sini airnya lebih dingin daripada kolam sebelumnya, tapi cukup banyak anak-anak yang bermain di sini karena kolamnya pun dangkal. Neta pun mendapatkan teman baru ketika bermain di kolam ini. :D

Kolam satu lagi adalah kolam renang dalam dan ada juga kolam renang anak tetapi tidak ada permainannya. Saat kami berenang, di kolam ini sedang ada pelatihan penyelamatan air, sehingga kami tidak bisa mencoba berenang di sini.

Selain kolam, tempat ini juga menyediakan saung-saung, tempat pertemuan, restoran, lapangan yang luas, dan playground. Cocok untuk kumpul-kumpul keluarga atau kalau mau mengadakan acara. Overall sih cukup memuaskan berenang di sini. :)

Papi, Neta, dan Nara bergaya

Sunday, March 11, 2018

Jurnal Belajar Fasilitator Kelas Tangsel Offline (Minggu 7)


Pertemuan ke-7 kali ini diselenggarakan di rumah salah satu peserta, yaitu rumah Mba Uta. Proses fasilitasi pun saya ubah sedikit dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, dimana para peserta yang lebih aktif dalam proses pembelajaran daripada fasilnya hehe.. Saat review, saya meminta setiap peserta mengalirkan rasa dengan 1 teman sebelahnya, tentang apa yang didapatkan setelah mengerjakan NHW#6. Kemudian salah satu perwakilan atau boleh keduanya menyampaikan kepada forum hasil aliran rasa mereka. Dengan begini, setiap peserta bisa aktif mengungkapkan pendapat atau aliran rasanya.

NHW#6 kemarin, peserta diminta menuliskan 3 aktivitas penting dan 3 aktivitas tidak penting beserta jadwal harian. Aliran rasa tiap peserta, yaitu:
- Banyak waktu terbuang untuk gawai, media sosial, berselancar di dunia maya atau menonton film dan drama korea
- Kegiatan yang dilakukan masih belum sesuai jadwal
- Tidak seimbangnya porsi waktu antara bisnis dan keluarga (untuk para mompreneur)
- Ada juga yang merasa waktu habis untuk suami dan anak-anak, untuk diri sendiri hanya sisa-sisa waktu saja
- Belajar untuk tidak menunda pekerjaan
- Jadi mengetahui waktu efektif untuk fokus mengerjakan suatu kegiatan

Pada akhirnya, memang tanggung jawab masing-masing peserta untuk dapat mengelola waktu sebaik-baiknya, agar waktu tidak terbuang dengan sia-sia.

Setelah itu berlanjut ke materi 7, "Rejeki itu Pasti, Kemuliaan yang Dicari". Beberapa hari sebelumnya, saya membagi peserta menjadi 4 kelompok untuk membahas maksud dari judul materi 7 tersebut. Kemudian saat pertemuan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya. Berikut hasil diskusi yang disampaikan tiap kelompok:

Kelompok 3
- Rezeki itu sudah pasti diberikan oleh Allah, bahkan sejak dalam kandungan sudah diberi rezeki
- Sebagai manusia harus yakin, taat, dan bersyukur kepada Allah
- Kemuliaan wanita ada di rumah. Tapi tidak untuk semua wanita, misalnya single parents yang harus bekerja menafkahi anak-anak
- Di dunia ini kita hanya perlu DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakkal)

Kelompok 2
- Ikhtiar adalah usaha manusia dengan sungguh-sungguh, dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, bersyukur kepada-Nya, dan bermanfaat untuk orang lain
- Rezeki adalah dari Allah, bukan dari pekerjaan
- Bersungguh-sungguh menjadi ibu profesional: mengajak dan mendekatkan keluarga kepada Allah agar menjadi keluarga mulia

Kelompok 4
- Rezeki tidak perlu dikhawatirkan, karena sudah ditakdirkan
- Rezeki harus dicari dengan cara yang halal dan thayyib, hanya dengan mentauhidkan Allah
- Tetapi tetap perlu berusaha
- Ranah domestik dan ranah publik harus selaras
- Manusia dimaksudkan untuk memenuhi tujuan hidup
- Rezeki tidak hanya berupa materi, bisa berupa kesehatan, anak-anak yang sholeh, serta iman dan hidayah Islam

Kelompok 1
- Mulia tidak harus bersifat fisik, melainkan hati yang harus mulia
- Bahkan Ali bin Abu Thalib RA hanya bekerja sebagai penimba air yang upahnya sebuah kurma per hari tetapi Ali dan istrinya Fatimah tetap bersyukur kepada Allah atas rezeki yang didapat
- Pengalaman salah seorang peserta yang resign dari pekerjaan, menjadi lebih bahagia karena mengurus anak-anak dengan tangan sendiri
- Tetapi tidak boleh hanya ibadah saja, tetap harus bekerja
- Kemuliaan adalah dari apa yang kita lakukan, bukan hasil pemberian orang lain

Wah ternyata sudah hampir semua pemaparan para peserta sejalan dengan materi yang disampaikan dari pusat. Saya hanya tinggal menambahkan sedikit saja. Senangnya bisa memfasilitasi teman-teman untuk dapat menggali informasi dan belajar sendiri serta berbagi kepada yang lain. Tidak hanya mendengarkan saya hehehe.. Minggu depan insya Allah pertemuan akan seperti ini lagi. Yeayyy.. Semangaaat tinggal 2 pertemuan lagi! :)

Dokumentasi pertemuan 7:

Terima kasih Mba Uta atas tempat dan sajiannya :)

Friday, March 9, 2018

Mompreneur Sharing: Success Story


Hari Rabu, 28 Februari 2018, ada event @itbmh_jaktangsel khusus untuk para mommies. Biasanya acara ditujukan untuk anak-anak alias playdate, boleh dong ya kali ini diadakan momsdate. Acara @itbmh_jaktangsel pun bukan hanya sekedar kumpul-kumpul biasa, pasti akan selalu bermanfaat bagi para Mama.

Acara ini merupakan sharing dari para Mama-Mama entrepreneur @itbmh_jaktangsel yang sudah sukses memiliki usaha atau bisnis sendiri. Acaranya gratis tis tis khusus untuk semua Mama @itbmh_jaktangsel. Siapa saja kah yang sharing pengalamannya menjadi mompreneur? Ini dia:

1. Erna Listia, owner Bebek Dower
    Tema sharing: Memulai Bisnis Restoran dengan Percaya Diri
2. Rizki Febriani, owner Kicau Kecil
    Tema sharing: Sukses Memulai Bisnis Online
3. Nonik Anindya, owner Bambino Piccolo
    Tema sharing: Manajemen Keuangan Bisnis vs Keuangan Rumah Tangga
4. Anggita Triasari, owner Riang Kemintang
    Tema sharing: Memulai Bisnis Sejak Menjadi Karyawan

Banyak sekali ilmu-ilmu yang didapat dari keempat Mama hebat ini. Tetapi sayangnya karena saya bertugas menjadi MC dadakan dan sibuk dengan dua anak (hehehe), tidak sempat membuat resumenya hiks..

Point-point yang masih diingat adalah kalau mau mulai bisnis, mulai saja lakukan. Tidak ada formula khusus untuk menjamin suatu usaha akan berjalan terus dan sukses. Tetapi dengan menjalankannya, tentunya kita akan belajar menghadapi masalah-masalah yang ada. Tinggal kitanya mau belajar menyelesaikan masalah-masalah yang hadir dalam menjalankan bisnis atau quit begitu saja. Strategi pemasaran pun kini sudah banyak macamnya, bisa dengan online marketing lewat media sosial, marketplace, website, dsb. Lalu sebaiknya keuangan usaha dan keuangan rumah tangga dipisah agar bisa terlihat keuntungannya. Keuntungan ini kemudian bisa untuk mengembangkan usaha dan jangan lupa memberikan "gaji" kepada kita sendiri. Memulai bisnis saat masih menjadi karyawan pun bisa, kuncinya menemukan partner yang semisi, jadi tidak melakukan semuanya sendiri.

Demikianlah yang bisa saya tulis tentang acara ini. Terima kasih Mama-Mama kece yang bersedia menjadi nara sumber dan yang telah menyempatkan diri untuk hadir. Semoga para Mama bisa menemukan ranah produktifnya masing-masing yaa. Dan bersemangat menjalani hidup bersama suami, anak-anak, dan keluarga. :)

Berikut dokumentasinya:



Sampai berjumpa di event-event @itbmh_jaktangsel selanjutnya!

Membuat Nasi Kuning dengan Bumbu Kokita

Kemarin Mami mencoba membuat nasi kuning dengan bumbu Kokita. Seperti ini penampakannya:

Kokita Bumbu Nasi Kuning

Sebenarnya sudah lama membelinya tapi belum dieksekusi-eksekusi. Karena sedang bosan dengan menu itu-itu saja, kemudian lihat di lemari ada bumbu ini, diputuskanlan untuk memasak nasi kuning. Caranya cukup mudah, bisa menggunakan rice cooker. Berikut cara membuatnya:

1. Cuci 450 gram beras (atau sekitar 2,5 cup)
2. Tambahkan air 600 mL dan bumbu nasi kuning
3. Aduk-aduk sampai rata
4. Masak dengan rice cooker, jangan lupa tekan tombol masaknya yaa..

Untuk pelengkapnya bisa menambahkan abon sapi, bawang goreng, mentimun, dan telur dadar. Mami sendiri kemarin mengganti abon sapi dengan lauk ayam goreng. Berikut hasil memasak nasi kuning Mami yang pertama! :D

Nasi kuning pertama buatan Mami 

Berikut rincian harganya:
1. Bumbu Kokita Nasi Kuning Rp 7.800
2. Beras 450 gram Rp 5.400
3. Mentimun 2 buah Rp 3.000
4. Ayam setengah ekor Rp 20.000
5. Bumbu Racik Ayam Goreng Rp 2.000
6. Bawang goreng Rp 1.000
7. Telur 1 butir Rp. 2000
Total: Rp 41.200
Untuk 4-5 porsi
Lama memasak: sekitar 40 menit

Jurnal Belajar Fasilitator Kelas Tangsel Offline (Minggu 6)


Pertemuan minggu ke-6 dilaksanakan di Taman Bintaro XChange. Cuaca sangat mendukung, tidak panas, dan sejuk. Kami menghamparkan karpet piknik dan duduk membentuk lingkaran. Anak-anak bisa bermain bebas di taman, ditemani para suami atau pendamping.

Sejauh ini, pertemuan 6 ini lah yang terasa paling kondusif saat penyampaian materi. Posisi duduk melingkar membuat diskusi menjadi hangat, tidak ada interupsi pesan makan dan makanan atau pelayan datang. Pikiran juga lebih segar karena sambil melihat yang hijau-hijau hehe.. 

Saat penyampaian review dan materi, peserta sudah bebas dan nyaman menyampaikan pertanyaan dan pendapat. Setiap ada teman yang bertanya, bukan hanya fasilitator yang menjawab, tetapi semuanya saling berbagi pengalaman dan pendapat.

Sebelum penyampaian NHW, diskusi menjadi seru membahas seputar manajemen keuangan dan bisnis. Karena ada salah satu peserta yang sudah cukup berpengalaman, bahkan sudah membuka kelas mentoring bisnis, beliau menjadi bercerita banyak seputar keuangan dalam menjalankan suatu usaha. Sampai akhirnya cuaca mendung dan gemericik gerimis menghentikan diskusi tersebut, NHW#6 pun disampaikan dengan cepat agar kami semua tidak kehujanan. Alhamdulillah bisa selesai sebelum hujan turun. :)

Berikut dokumentasi pertemuan ke-6:


Thursday, March 8, 2018

Jurnal Belajar Fasilitator Kelas Tangsel Offline (Minggu 5)


Wah tidak terasa sudah separuh perjalanan pelayaran kelas matrikulasi offline ini. Tidak terasa ya.. Dimana awalnya merasa tidak akan bisa menemani teman-teman setiap minggunya, tetapi alhamdulillah ketika dijalani semuanya relatif lancar dan makin ke sini semakin ringan langkah menuju setiap jadwalnya. Tentunya izin dan dukungan dari suami dan anak-anak yang begitu pengertian, Maminya jadi bisa menjalankan amanah sebagai fasilitator offline.

Pertemuan ke-5 diselenggarakan di Art Flona BSD, sebuah restoran berkonsep alami dengan saung-saung, makanan murah meriah, dan cocok untuk wisata keluarga. Meskipun berkonsep alami, fasilitas-fasilitas untuk pertemuan/meeting-nya cukup lengkap, seperti bisa disediakan televisi, papan tulis, infocus, dan mic. Tempatnya juga luas, terdiri dari berbagai tipe saung, yang dapat digunakan keluarga kecil dan besar, hingga ada juga saung yang dapat menampung sampai 300 orang.

Saat menjelaskan review minggu ke-4 dan materi minggu ke-5 yaitu "Belajar Bagaimana Cara Belajar", saya memanfaatkan papan tulis yang ada untuk menjelaskan point-point penting yang ada di review dan materi. Wah, berasa seperti Ibu Guru betulan (hehehe..). Hanya saja, posisi kelas yang memanjang dan ada beberapa peserta yang disambi makan, penyampaian materi menjadi kurang kondusif. Ada juga masukan dari Mba Fitri (guardian yang sedang sempat hadir) supaya tidak memberikan fotokopi review dan materi agar peserta fokus mendengarkan penjelasan dan bisa membuat catatan dengan bahasanya sendiri.

Sampai sekarang, saya masih mencoba bagaimana formula yang pas agar materi dapat tersampaikan dengan jelas dan peserta ikut aktif dalam proses pembelajaran. Karena sebagai fasilitator seharusnya tidak 100% "menyuapi" peserta, melainkan membuat peserta belajar sendiri. Mba Adit sebagai observer pun memberi masukan agar tidak membacakan kata per kata yang ada di materi, cukup point-point pentingnya saja.

Saya berterima kasih sekali kepada Mba Adit dan Mba Fitri yang mau menyampaikan masukan-masukan agar saya bisa terus memperbaiki teknik fasilitasi saya. Banyak sekali yang saya dapatkan ketika menjadi fasilitator offline ini. Istilahnya "membeli" jam terbang. Belajar dengan terjun langsung dan memperbaiki diri setiap minggunya. Memang benar, pengalaman adalah guru terbaik ya.. Dengan menjadi fasilitator offline saat ini, mata saya pun terbuka, untuk tidak hanya aktif saat di grup WA saja. Proses belajar tatap muka, berkomunikasi langsung dengan para peserta dan mendapat feedback langsung dari mereka meninggalkan kesan yang mendalam. Jadi ingin berniat menjadi fasilitator Bunda Sayang kelas offline juga hehehe.. Aamiin, semoga tercapai niatan saya ini. :)

Berikut dokumentasi pertemuan ke-5:

Terima kasih teman-teman :*