Friday, June 23, 2017

Aliran Rasa Tantangan Komunikasi Produktif

Pada awalnya masih meraba-raba..
Hari berikutnya mulai menulis
Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan hehe..

Di pertengahan terpuruk
Emosi dan lelah menyebabkan banyak berdiam diri
Untuk bangkit terasa lebih sulit daripada ketika memulai..

Mencoba menjalaninya lagi
Mengingat kembali apa tujuannya
Meskipun belum rutin menulis setiap harinya..

Tapi alhamdulillah 10 hari tuntas dirampungkan
Perlu perencanaan dan eksekusi yang lebih baik lagi di level berikutnya..
Insya Allah bisa

Semangaaat!

Thursday, June 15, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 10)

Kemarin Neta ada lomba mewarnai di tempat ngajinya. Waktu awal-awal mewarnai, saya instruksikan yang rapi ya mewarnainya, jangan keluar garis. Awal-awal pun masih rapi. Pelan-pelan dan hati-hati sekali mewarnainya. Kemudian warna berikutnya.. mulailah Neta mewarnai sesuai yang biasa dia lakukan hehehe.. keluar garis dan ada bagian yang belum diwarnai. Sampai belum selesai pun, dia minta udahan. Capek katanya wkwkwkwk..

Ingat-ingat KISS, langsunglah dipraktikkan. Coba warnai yang ini dulu, masih kosong. Neta pun mewarnai bagian tersebut. Yang ini juga belum, mau pilih warna apa? Dia lalu mengambil krayon dengan warna yang dia mau. Wah yang ini sudah, ini bagian atasnya belum? Dia pun langsung mewarnai lagi. Sedikit demi sedikit, bagian yang belum diwarnai pun akhirnya selesai. Meskipun tidak serapi teman-teman Neta yang lain, tidak apa-apa. Mami sangat menghargai usaha Neta sendiri :)

Jadi memang ampuh sekali KISS ini. Anak lebih mengerti daripada kita berikan serentetan kalimat panjang.

Tapi saya akui, di BunSay Level 1 ini sepertinya saya masih berangka merah kalau ada rapotnya. Saya memang tidak terlalu banyak bicara orangnya, seperlunya saja.. Mungkin karena itu anak-anak saya relatif anteng yah. Semoga bisa terus memperbaiki dan berlatih kaidah-kaidah yang lain di hari-hari berikutnya.

Alhamdulillah day 10.. Selanjutnya keep practicing meskipun tidak diharuskan menulis lagi..

#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Wednesday, June 14, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 9)

Kemarin pagi-pagi sekali Neta sudah menangis ketika bangun tidur karena papinya sudah mau berangkat kerja. Dalam keadaan belum pakai celana sehabis pipis, dia sudah ingin buru-buru menyusul papinya untuk pergi jalan-jalan naik motor sebentar dan biasanya jajan ke warung. Saya sedang menyapu, mendengarnya menangis dan merengek minta dipakaikan celana buru-buru, membuat saya kesal huhu.. KISS pun gagal dipraktikkan. Dan sepertinya saya sering sekali menggunakan kata "makanya..". Makanya habis pipis langsung pakai celana dan makanya makanya yang lain hiks.. Harus diperbaiki lagi nih, untuk mengganti kata tersebut..

Alhamdulillah sore sampai malamnya secara tidak direncanakan menerapkan kaidah yang lain, yaitu fokus pada solusi. Misalnya saja saat adik pegang kaos kaki Neta. Neta langsung tidak mau meminjamkannya. Akhirnya saya ambil kaos kaki adik di lemari dan Neta tetap menggunakan kaos kaki miliknya. Mungkin seumur Neta, sense of belonging-nya masih tinggi yaa.. Waktu malamnya, Neta minta tidur sama saya, yang biasanya dia tidur dengan papinya. Mungkin karena saya tidak marah-marah yaa ketika dia tidak mau berbagi dengan adiknya hehehe.. Pernah baca artikel juga memang balita belum bisa berbagi barang miliknya. Katanya di dalam artikel tersebut, bahwa hal itu wajar karena bagian dari mempertahankan diri :)

#level1
#day9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tuesday, June 13, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 8)

Alhamdulillah hari-hari berikutnya komunikasi berjalan dengan lebih baik dan lancar. Ternyata tidak perlu mengeluarkan serentetan kata-kata panjang untuk berkomunikasi dengan anak. Cukup KISS (Keep Information Short and Simple).

Misalnya pada praktik sehabis mandi memakai baju. Biasanya Neta lamaaa sekali kalau pakai baju. Ngobrol dulu, gerak sana-sini. Ditambah lagi adik minta mimi. Heuh.. ingat-ingat kaidah KISS, saya tidak jadi merepet seperti ini: "Ayo dong Neta pakai bajunya, cepetan, adik mau mimi nih.. Ayo sini, adik udah nangis. Mau pakai baju gak???". Hehehe.. gak jadi bilang gitu koq :)

Saya tatap matanya lembut sambil tersenyum. "Ayo Neta pakai celana dalamnya yuk". Neta pun pakai CD-nya. Saya lanjut bilang "Ayo sekarang kaos dalamnya". Dst.. sampai semua bajunya selesai dipakai, dan mami pun bisa menyusui adik setelahnya, yeayyy!

Pada saat sholat Isya, Neta pun meminta ikut sholat dan berwudhu. Seperti biasa dia meminta papinya yang menemani. Tapi karena papinya masih capek sepulang kerja, papi minta mami menemani Neta berwudhu. Memang awalnya dia tetap pingin sama papinya, Tapi saya sabar aja.. mengajaknya ke kamar mandi dan menuntunnya berwudhu. "Ya cuci tangan dulu 3x". Neta cuci tangan. "Sekarang kumur-kumur 3x". Dia pun kumur-kumur. "Lalu hidungnya.." Neta pun lanjut berwudhu sampai selesai dengan dituntun mami di tiap step-nya. Alhamdulillah.. Semoga menjadi anak yang sholehah ya Nak, rajin sholat. Aamiin :)

#level1
#day8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Friday, June 9, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 7)

Day 7 komunikasi produktif terjun bebaaas.

Niat berlatih KISS (Keep Information Short and Simple) benar-benar super SS alias super short and simple alias banyak diemnya. Minggu ini memang benar-benar ujian karena suami sedang sering tidak ada di rumah. Merasa sendiri dalam melakukan hal-hal di rumah. Memang seharusnya ini tidak boleh dijadikan alasan. I'm responsible for my communication result kan? Seperti kata fasil Mba Nesri bilang, tidak boleh permasalahan gender, anak-anak, atau rutinitas harian dijadikan alasan atas ketidakproduktifan dalam berkomunikasi. Memang harus lebih eling lagi si saya ini..

Pikiran-pikiran negatif itu selayaknya dijauhkan dari otak ini. Suami bilang harus bersyukur atas karunia Allah berupa anak-anak karena tidak semua orang dikaruniai anak. Bersyukur masih punya rutinitas yang dijalani sehari-hari. Masih ada yang memerlukan kita. Nikmati saja masa-masa ini, dimana anak-anak senantiasa hadir dan 'nempel'. Jalani saja apa yang ada.. Nanti kalau sudah besar, kita akan merindukan momen-momen ini katanya. Bersabar karena sudah menjadi ibu.. Anak-anak belum mengerti apa kemauan orang tuanya, maka orang tuanyalah yang harus mengerti anak. Hhh.. Suami selalu lebih dewasa tentang hal-hal yang saya keluhkan. Alhamdulillah.. beliau juga tidak men-judge saya ibu yang buruk. Dia tetap memback up pekerjaan-pekerjaan saya selagi bisa.. Alhamdulillah..

Semangat lagi berlatih KISS besok. Berpikir positif dan tetap menjalani apa yang ada, meski lelah atau apa pun itu. Harus sudah bisa mengenal diri sendiri bagaimana agar tidak berlarut-larut dalam permasalahan dan bergerak cepat menuju perbaikan setiap harinya. Untuk bahagia dan bersemangat kembali dalam menjalani hari-hari. Semogaaa.. aamiin.. 

#level1
#day7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Wednesday, June 7, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 6)

Hari ini hari yang melelahkan.. Hampir seharian hanya bersama 2 bocil. Awal bangun pagi berusaha untuk bersemangat dan positif menjalani hari. Alhamdulillah bisa.. Tetapi semakin malam, suami belum pulang, saya semakin senewen.. Latihan fokus pada solusi, bukan pada masalah pun sepertinya hanya berhasil sampai waktu isya. Setelah itu hanya terpikirkan ingin beristirahat, ingin ngobrol dengan orang dewasa, ingin punya teman supaya tidak merasa hanya sendirian. Makan es krim, ngobrol dengan kakak yang tinggal di bawah, chatting di beberapa grup WA sepertinya bisa melepas 'sedikit' stress ini..

Tapi kemudian kepikiran tentang komunikasi produktif huhu.. Bisa kah saya menjalaninya dengan baik? Harus ganti kaidah lagi kah?

Baiklah.. saya pilih KISS untuk dipraktikkan besok. Keep information short and simple. Semoga bisa, semoga lancaaar. Aamiin.. Latihan, latihan, latihan. Lakukan, lakukan, lakukan. Semangaaat!!!

#level1
#day6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tuesday, June 6, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 5)

Hari ini saya banyak keselnya. Mulai dari Neta yang sering tanya barang-barang miliknya ada dimana. Padahal dia yang pakai terakhir, dia yang taruh. Kalau ga ketemu, barang-barang dilemparnya hiks. Nara yang maunya nempel terus, sulit gerak, kemana-mana diintilin, ga kelihatan sebentar dia langsung nangis. Ooh sabar.. sabar.. sedang berlatih komunikasi produktif ini. Meskipun hari ini banyak keceplosannya, banyak curhatnya ke suami tentang keselnya hari ini huhu.. maafkan.

Kaidah 7-38-55 sepertinya tidak sukses hari ini. Bagaimana ya memperbaikinya? Sepertinya saya kelelahan dan jenuh karena sedang sering di rumah tanpa suami, plus sedang mengambil beberapa tanggung jawab juga di luar keluarga. Hanya masalah waktu saja berarti yah. Nanti setelah Ramadhan, jadwal suami bekerja akan normal kembali. Tanggung jawab-tanggung jawab di luar keluarga pun sebisa mungkin tidak ditambah, menyelesaikan yang ada saja..

Tetap ya memang kuncinya adalah kesabaran. Sama perlu refreshing? Hehe..

Mulai besok, mau berlatih kaidah yang lain dulu, yaitu fokus pada solusi, bukan masalah. Jika Neta memang mencari barang-barangnya, saya hentikan dulu pekerjaan yang lain, membantunya mencarinya. Jika Nara sedang mau bersama saya ya tidak apa-apa. Berhenti dulu kerjakan yang lain. Semoga bisa tidak tergoda kata "tanggung" atau maunya semuanya cepat beres tapi anak-anak terbengkalai atau tidak bisa dikendalikan.

"Motherhood is a choice you make everyday, to put someone else's happiness and well-being ahead of your own, to teach the hard lessons, to do the right thing even when you're not sure what the right thing is.. And to forgive yourself, over and over again, for doing everything wrong." 
~Donna Ball

#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Monday, June 5, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 4)

Tetap berlatih kaidah 7-38-55 di setiap komunikasi dengan Neta. 

Hari ini ada kejadian menarik. Neta tertarik untuk ikut memandikan Nara. Kalau biasanya nih, saya langsung berpikir, wah ini bakal jadi lama nih, bakal jadi tambah ribet nih hehehe.. Tapi karena sedang berlatih komunikasi produktif, tentu saya buang pikiran itu jauh-jauh.

Ternyata setelah diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam acara mandi adiknya, semua berjalan lancar-lancar saja. Nara happy, Neta happy, mami juga ga muncul urat marahnya hehehe..

Setelah selesai Nara mandi, Neta juga mau ikut berpartisipasi dalam mengeringkan badan Nara dengan handuk, mengoleskan minyak telon dan minyak rambut, kemudian menyisirkan rambut Nara. Wah mami punya asisten baru :)

Memang pernah baca satu artikel tentang bagaimana sebaiknya menyambut kelahiran adik baru agar kakak tidak merasa cemburu, salah satunya dengan melibatkan kakak dalam kegiatan adik, misal mandi tadi. Baca artikelnya sih sudah lama, saat persiapan lahiran Nara. Tapi baru bisa dipraktikkan hari ini. Alhamdulillah di kuliah Bunda Sayang ini menitikberatkan pada praktik ya.. Jadi tidak sekedar membaca materi dan mengerjakan PR, tetapi juga learning by doing. Love deh pokoknya :)

#level1
#day4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Sunday, June 4, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 3)

Hari ini hari Minggu, tapi tidak terasa seperti itu karena hari ini suami masuk kerja. Sedang ada bazar Lea, memanfaatkan momen Lebaran dimana orang-orang beli pakaian baru termasuk celana jeans. Tapi tidak mengapa, tidak perlu khawatir liburan di rumah hanya bersama anak-anak. Keep calm hehe.. 

Tetap mempraktikkan kaidah 7-38-55, seperti kata-kata positif, intonasi suara lembut dan menyenangkan, menyejajarkan pandangan, serta bahasa tubuh bersemangat tapi tidak tergesa-gesa. Saya juga menyadari bahwa selama ini telah mempraktikkan kaidah mengganti perintah dengan pilihan. Hal ini mempermudah dalam meminta Neta melakukan sesuatu. 

Sekarang pun, saya lebih banyak mendengar ia berbicara. Memahami apa kemauannya, baru merespon. Misal ketika Neta bilang mau menulis dulu di buku aktivitas Ramadhannya, padahal sudah jam 10 pagi dan dia belum mandi. Biasanya saya senewen karena sudah lebih dari kandang waktu yang saya slotkan untuk standar pagi anak-anak selesai mandi dan sarapan, yaitu pukul 9 pagi. Tapi saya mengingat lagi bahwa hari ini adalah hari libur, tak apalah meleset dari jadwal hari biasa. Setelah Neta hampir selesai menulis di buku aktivitasnya, saya yang sedang menemani langsung memintanya untuk mandi bila sudah selesai menulis. Dan dia langsung mengiyakan, tanpa menolak atau beralasan hehehe..

Momen-momen lainnya pun demikian. Saya mendengar terlebih dahulu, lalu baru merespon permintaannya. Dengan melakukan hal tersebut, saya merasa lebih santai hari ini, tidak ada urat marah keluar. Terus mendengar dan bersabar. Saya rasa itulah kuncinya menjalani hari bersama anak-anak :)

Ada sebuah quotes yang bagus mengenai komunikasi terhadap anak:

"Speak to your children as if they are the wisest, kindest, most beautiful and magical humans on earth, for what they believe is what they will become." 
~ Brooke Hampton

 #level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Saturday, June 3, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 2)

Hari ini Neta ikut playdate @itbmotherhood_jaktangsel di Omni Hospitals Alam Sutera. Nama programnya "Aku Dokter Cilik".

Sewaktu di rumah sudah di-sounding tentang kegiatan ini, Neta semangat sekali. Aku mau jadi dokter, mami.. katanya. Tetapi ketika acara sudah dimulai, Neta tidak mau ditinggal sendirian bersama teman-temannya, maunya masih ditemani mami. Padahal ketentuan acaranya memang anak-anak tidak ditemani ketika acara berlangsung. Orang tua baru boleh masuk ketika sesi foto di tiap kegiatannya.

Ada lima kegiatan dalam acara ini, yaitu operating theater, emergency room, dentist room, pharmacy, dan nursery room. Selama lima kegiatan itulah Neta bulak-balik menangis ketika harus ditinggal. Mami juga bulak-balik menenangkan Neta.

Saya berusaha untuk tetap tenang saat Neta minta ditemani ke dalam ruangan. Saya tetap menggunakan kata-kata positif, intonasi yang lembut dan menyenangkan, menyejajarkan pandangan, dan bahasa tubuh yang bersemangat tetapi tidak tergesa-gesa (kaidah 7-38-55). 

Neta kenapa? Sedih ya ditinggal Mami?
Neta mengangguk.
Tidak apa-apa ya, Neta. Mami ada di ruangan sebelah. Sekarang Neta main dokter-dokteran dulu. Kan Neta bilang waktu di rumah mau jadi dokter. 
Stetoskop dan boneka-boneka pun menjadi bahan bujukan Mami agar Neta mau tetap ikut acara tersebut.

Neta tetap menitikkan air mata dan minta gendong ketika saya masuk ruangan kegiatan. Tapi alhamdulillah dia tetap mau mengikuti semua sesi, meskipun mungkin di dalam dia masih sedih. 

Hal menarik yang saya dapatkan adalah ketika berkonsultasi dengan suami tentang sikap Neta hari ini di playdate tersebut. Saya merasa khawatir, apa saya terlalu memaksakan Neta ikut acara ini, dengan tetap meninggalkannya di dalam ruangan kegiatan. Tetapi suami tetap mendukung, dia bilang tidak apa-apa, untuk pengalaman Neta. Saya hanya berpikir bagaimana Neta nanti kalau sekolah? Rencananya bulan Juli ini Neta sudah masuk TK. Suami saya menenangkan lagi. Tidak apa-apa, mami. Biasanya pas di awal-awal sekolah saja sulit ditinggal, nanti lama-lama juga biasa.

Kemudian saya jadi terpikirkan perubahan apa yang harus dilakukan agar Neta tidak shock dengan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukannya. Selain sounding-sounding di awal, perlu juga menjelaskan tentang aktivitas tersebut, misal ia akan berada di dalam ruangan tanpa ditemani mami dan penjelasan-penjelasan yang lebih detail lainnya. Bisa juga pretend play dulu, misal Neta mau mulai sekolah bulan Juli ini. Bisa pretend play dulu di rumah, seperti persiapan pagi hari: bangun tidur, mandi, sarapan; lalu pretend play ketika sekolah; dll.

Semoga nanti ketika Neta sudah mulai sekolah, bisa berani ke kelas sendiri yaa.. Aamiin :)

Berikut foto-foto kegiatan playdate "Aku Dokter Cilik" hari ini:

Sesi Operating Theater

Sesi Emergency Room

Sesi Pharmacy Room

Sesi Nursery Room

Terakhir diwisuda :)

#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Friday, June 2, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 1)

Satu poin yang menurut saya paling penting dan utama untuk dilatihkan pertama adalah:
Kaidah 7-38-55, dimana 7% untuk verbal, 38% untuk intonasi suara, dan 55% untuk bahasa tubuh.

Selama menjadi seorang ibu, hampir 5 tahun ini, selalu tersirat perasaan bersalah terhadap anakku yang pertama, Neta. Karena ketika ia hadir, saya masih seorang ibu yang bekerja di ranah publik. Ketika itu, Neta diasuh oleh nenek-kakek dan ketika umurnya hampir 3 tahun, saya masukkan Neta ke daycare. Sewaktu saya menjadi ibu yang bekerja di ranah publik, saya selalu berusaha mengupayakan yang terbaik untuknya, mulai dari ASI, MPASI, dan kebutuhan-kebutuhan Neta lainnya. Hanya memang saya akui, ketika saya bekerja di ranah publik, sepulang bekerja, saya sering kelelahan dan kemudian ketiduran. Lalu Neta lebih sering diasuh ayahnya ketika malam hari. Hal ini lambat laun berubah menjadi suatu keadaan yang sampai sekarang masih saya sesali. Neta terlihat lebih dekat dengan ayahnya ketika ayahnya ada di rumah. Makan, mandi, atau hal-hal yang Neta lakukan selalu lebih menurut dengan papinya.

Sampai saya hamil anak kedua dan kemudian diberhentikan oleh perusahaan tempat saya bekerja, mau tak mau saya berstatus menjadi ibu yang bekerja di ranah domestik. Ketika itu, meskipun adik belum lahir, saya merasa sangat kesulitan menjadi seorang ibu rumah tangga yang mengurus satu anak. Entah masih berharap untuk bisa bekerja di ranah publik kembali, atau memang belum menemukan ritmenya menjadi seorang ibu rumah tangga. Untuk bisa menjalani hari-hari bersama Neta begitu sulit, Neta susah bila diajak makan dan mandi, rumah belum rapi, emosi saya juga masih labil. Ketika suami pulang, beberapa kali mendapati saya menangis karena merasa tidak mampu menjadi seorang ibu.

Setelah anak kedua (Nara) lahir, fokus saya pun terbagi. Sehingga rasa bersalah saya terhadap Neta bertambah, karena saya tidak bisa selalu menemaninya lagi setiap saat. Saya pun mulai mengajarkannya kemandirian sedikit demi sedikit, seperti makan sendiri, mandi sendiri, memakai pakaian sendiri, berkegiatan sendiri. Setidaknya supaya saya tidak terlalu repot mengurus 1 balita dan 1 bayi. Meskipun sampai sekarang saya pun masih ragu, apa saya terlalu cepat untuk membuatnya mandiri? Karena tidak jarang Neta pun menolak untuk melakukan hal-hal tersebut sendiri. Masih minta disuapi, masih minta dipakaikan baju, masih minta ditemani. Tak jarang juga saya meminta Neta melakukan hal-hal tersebut dengan intonasi suara menyuruh, tanpa memandang matanya sama sekali, dan terkesan sangat buru-buru supaya cepat-cepat selesai..

Oleh karena itu, saya memilih poin kaidah 7-38-55 sebagai kaidah yang akan dilatih di Tantangan 10 Hari ini. Saya ingin memperbaiki cara komunikasi saya terhadap Neta:
- Menggunakan kata-kata positif
- Intonasi suara lembut dan ramah
- Menyejajarkan pandangan (saya berlutut ketika berbicara dengannya)
- Bahasa tubuh yang bersemangat (tidak merasa terbebani, lemas, atau sedih), tapi tetap tenang (tidak terburu-buru dalam memintanya melakukan sesuatu)

Saya mulai mempraktikkan kaidah tersebut ketika saya meminta Neta untuk mandi. Saya hampiri dia yang masih tidur-tiduran di tempat tidur. Sambil menyapanya dengan tersenyum, saya mengajaknya untuk mandi pagi. Dia bilang: ga bisa bangun mami.. Lalu saya menggendongnya. Mau digendong seperti Nara ya? Dan dia pun tertawa. Saya gendong dia sampai depan kamar mandi, mengayun-ngayunnya seperti bayi, baru dia turun dan melepas pakaiannya. Lalu mandi sendiri tanpa rewel, alhamdulillah.

Hal menarik yang saya dapatkan adalah sepertinya Neta sangat senang ketika saya menggendongnya layaknya masih bayi. Mungkin sebelumnya dia melihat saya lembut kepada adiknya, tetapi keras kepadanya ketika meminta melakukan sesuatu. Sampai saat mandi sore pun dia bilang, aku mau seperti bayi, mami.. Maksudnya dia minta digendong dan diayun-ayun lagi seperti bayi sampai ke depan kamar mandi. Hiks.. maafkan mami ya Neta, karena begitu cepat ingin memandirikan Neta tapi dengan komunikasi yang keras.

Itulah perubahan yang saya buat hari ini dalam berkomunikasi.. Lebih lembut dalam meminta Neta melakukan sesuatu.. Dan hasilnya begitu membahagiakan, terasa bonding yang lebih baik dengannya. Ketika papinya pulang pun, Neta tetap memilih mandi dilihat oleh maminya. Jarang-jarang nih sebelumnya.. yang ada dia memanggil-manggil papinya dan tidak mau didatangi maminya ketika mandi hihihi.. Tapi sekarang dia ingin saya yang menemaninya mandi :) :) :)

Alhamdulillah.. Semoga bisa terus istiqomah memperbaiki komunikasi dengan Neta. Aamiin..

#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip