Friday, June 2, 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 1)

Satu poin yang menurut saya paling penting dan utama untuk dilatihkan pertama adalah:
Kaidah 7-38-55, dimana 7% untuk verbal, 38% untuk intonasi suara, dan 55% untuk bahasa tubuh.

Selama menjadi seorang ibu, hampir 5 tahun ini, selalu tersirat perasaan bersalah terhadap anakku yang pertama, Neta. Karena ketika ia hadir, saya masih seorang ibu yang bekerja di ranah publik. Ketika itu, Neta diasuh oleh nenek-kakek dan ketika umurnya hampir 3 tahun, saya masukkan Neta ke daycare. Sewaktu saya menjadi ibu yang bekerja di ranah publik, saya selalu berusaha mengupayakan yang terbaik untuknya, mulai dari ASI, MPASI, dan kebutuhan-kebutuhan Neta lainnya. Hanya memang saya akui, ketika saya bekerja di ranah publik, sepulang bekerja, saya sering kelelahan dan kemudian ketiduran. Lalu Neta lebih sering diasuh ayahnya ketika malam hari. Hal ini lambat laun berubah menjadi suatu keadaan yang sampai sekarang masih saya sesali. Neta terlihat lebih dekat dengan ayahnya ketika ayahnya ada di rumah. Makan, mandi, atau hal-hal yang Neta lakukan selalu lebih menurut dengan papinya.

Sampai saya hamil anak kedua dan kemudian diberhentikan oleh perusahaan tempat saya bekerja, mau tak mau saya berstatus menjadi ibu yang bekerja di ranah domestik. Ketika itu, meskipun adik belum lahir, saya merasa sangat kesulitan menjadi seorang ibu rumah tangga yang mengurus satu anak. Entah masih berharap untuk bisa bekerja di ranah publik kembali, atau memang belum menemukan ritmenya menjadi seorang ibu rumah tangga. Untuk bisa menjalani hari-hari bersama Neta begitu sulit, Neta susah bila diajak makan dan mandi, rumah belum rapi, emosi saya juga masih labil. Ketika suami pulang, beberapa kali mendapati saya menangis karena merasa tidak mampu menjadi seorang ibu.

Setelah anak kedua (Nara) lahir, fokus saya pun terbagi. Sehingga rasa bersalah saya terhadap Neta bertambah, karena saya tidak bisa selalu menemaninya lagi setiap saat. Saya pun mulai mengajarkannya kemandirian sedikit demi sedikit, seperti makan sendiri, mandi sendiri, memakai pakaian sendiri, berkegiatan sendiri. Setidaknya supaya saya tidak terlalu repot mengurus 1 balita dan 1 bayi. Meskipun sampai sekarang saya pun masih ragu, apa saya terlalu cepat untuk membuatnya mandiri? Karena tidak jarang Neta pun menolak untuk melakukan hal-hal tersebut sendiri. Masih minta disuapi, masih minta dipakaikan baju, masih minta ditemani. Tak jarang juga saya meminta Neta melakukan hal-hal tersebut dengan intonasi suara menyuruh, tanpa memandang matanya sama sekali, dan terkesan sangat buru-buru supaya cepat-cepat selesai..

Oleh karena itu, saya memilih poin kaidah 7-38-55 sebagai kaidah yang akan dilatih di Tantangan 10 Hari ini. Saya ingin memperbaiki cara komunikasi saya terhadap Neta:
- Menggunakan kata-kata positif
- Intonasi suara lembut dan ramah
- Menyejajarkan pandangan (saya berlutut ketika berbicara dengannya)
- Bahasa tubuh yang bersemangat (tidak merasa terbebani, lemas, atau sedih), tapi tetap tenang (tidak terburu-buru dalam memintanya melakukan sesuatu)

Saya mulai mempraktikkan kaidah tersebut ketika saya meminta Neta untuk mandi. Saya hampiri dia yang masih tidur-tiduran di tempat tidur. Sambil menyapanya dengan tersenyum, saya mengajaknya untuk mandi pagi. Dia bilang: ga bisa bangun mami.. Lalu saya menggendongnya. Mau digendong seperti Nara ya? Dan dia pun tertawa. Saya gendong dia sampai depan kamar mandi, mengayun-ngayunnya seperti bayi, baru dia turun dan melepas pakaiannya. Lalu mandi sendiri tanpa rewel, alhamdulillah.

Hal menarik yang saya dapatkan adalah sepertinya Neta sangat senang ketika saya menggendongnya layaknya masih bayi. Mungkin sebelumnya dia melihat saya lembut kepada adiknya, tetapi keras kepadanya ketika meminta melakukan sesuatu. Sampai saat mandi sore pun dia bilang, aku mau seperti bayi, mami.. Maksudnya dia minta digendong dan diayun-ayun lagi seperti bayi sampai ke depan kamar mandi. Hiks.. maafkan mami ya Neta, karena begitu cepat ingin memandirikan Neta tapi dengan komunikasi yang keras.

Itulah perubahan yang saya buat hari ini dalam berkomunikasi.. Lebih lembut dalam meminta Neta melakukan sesuatu.. Dan hasilnya begitu membahagiakan, terasa bonding yang lebih baik dengannya. Ketika papinya pulang pun, Neta tetap memilih mandi dilihat oleh maminya. Jarang-jarang nih sebelumnya.. yang ada dia memanggil-manggil papinya dan tidak mau didatangi maminya ketika mandi hihihi.. Tapi sekarang dia ingin saya yang menemaninya mandi :) :) :)

Alhamdulillah.. Semoga bisa terus istiqomah memperbaiki komunikasi dengan Neta. Aamiin..

#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment