Saturday, September 21, 2019

Jurnal Fasilitator Bunsay Batch 4 Kelas Tangsel Offline Level 11


Pertemuan Review 10 & Materi 11

Minggu, 4 Agustus 2019 pukul 09.00-12.00 di rumah Mba Putri di daerah Reni Jaya.

Agendanya adalah review materi 10 terlebih dahulu.

Berikut adalah anekdot yang muncul:

1. Nia Hartania Rahayu
Menceritakan kisah pada zaman Rasulullah SAW tentang seseorang yang wafat dan wajahnya berubah menjadi babi karena semasa hidupnya tidak shalat. Kisah ini memberi pesan pada anak agar lebih rajin shalat wajibnya.

2. Iragita Novianti
Menggunakan kejadian sehari-hari dalam mendongeng. Misal anak tidak mau makan sayur, maka ceritakan dongeng tentang tokoh yang tidak mau makan sayur dimana pada akhirnya mau makan sayur.

Kemudian dilanjutkan dengan materi 11, dimana setiap peer group mempresentasikan topik yang dipilihnya mengenai Fitrah Seksualitas. Ada 4 peer group, maka ada 4 presentasi.

Peer Group 1 tentang Pemahaman Perbedaan Gender, berikut link materinya di sini.
Peer Group 2 tentang Peran Ayah dalam Pendidikan Anak, berikut link materinya di sini.
Peer Group 3 tentang Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini, berikut link materinya di sini.
Peer Group 4 tentang Peran Orang Tua dalam Mendidik Fitrah Seksualitas, berikut link materinya di sini.

Setelah presentasi, dilakukan diskusi sebagai berikut:

  1. Nama: Nika Yunitri
  1. Pertanyaan: Mengapa tidak dianjurkan menyusui pumping dan sambal bermain gadget?
Jawaban: Menyusui langsung membuat bonding kelekatan antara ibu dan anak lebih dekat. Dengan melihat kontak mata langsung kita bias mendoakannya juga mengajaknya bicara yang juga merupakan salah satu menstimulasi bayi untuk berkomunikasi.
Stimulasi kepada bayi dilakukan dengan mengajaknya berbicara, menyentuh, atau mengajak senyum. Hal-hal seperti itu dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi atau bonding. Fokus kepada bayi juga akan membuat ibu dan bayi nyaman dalam proses menyusui. 
  1. Pertanyaan: Bagaimana jika orang tua menjalani kehidupan LDM (Long Distance Marriage)?
Jawaban: didekatkan dengan sosok pengganti seperti pamannya atau kakeknya, dan dengan adanya teknologi memanfaatkan fasilitas video call untuk tetap memantau perkembangan anak.

  1. Nama: Lusiana
  1. Pertanyaan: Bagaimana menyikapi anak laki-laki yang sedang mengalamin fase falik
Jawaban: Tahap falik adalah tahap dimana kenikmatan berfokus pada alat kelamin. Di masa ini anak laki-laki akan memainkan alat kelamin dan menikmati sensasinya. Fase falik ini sangat wajar dan normal, fase falic ini terjadi pada anak di usia 3-5 tahun. Pada fase ini, anak juga sudah mulai memperhatikan  adanya perbedaan antara alat kelamin perempuan dan laki laki. Pada fase falik ini juga anak mulai memperhatikan orangtua yang berbeda kelamin dengannya. Yang harus dilakukan orangtua adalah mendampinginya dan memberitahu batasan aurat untuk laki-laki dan perempuan. Juga memberitahu hanya dia yang boleh memegang auratnya sendiri. Di fase ini sebaiknya anak mulai mandi sendiri dan tidak mandi bersama orangtua atau saudaranya.
  1. Pertanyaan: Bagaimana mengantisipasi anak-anak yang belajar di pesantren yang terpisah antara laki-laki dan perempuan juga jauh dari pantauan orangtua? Berdasarkan pengalam pribadi ada teman yang melakukan hubungan sesama pria (gay).
Jawaban: Pada dasarnya usia anak pra dewasa adalah 15 tahun, tugas kita sebagai orangtua mendidik anak sehingga dapat dilepas untuk mandiri mulai usia 15 tahun. Tapi jika menyekolahkan anak ke pesantren dibawah usia 15th maka yang harus dilakukan adalah membekalinya dengan dasar agama yang kuat dan mencari sekolah yang mempunyai kesamaan visi dan misi, serta jangan lupa untuk terus mendoakan anak kita agar selalu dilindungi.
  1. Nama: Aisyah
Pertanyaan: Ciri-ciri anak baligh, perempuan dan laki-laki, lalu bagaimana cara menyampaikannya agar mereka siap?
Jawaban: Akil adalah kedewasaan anak secara akal, dan baligh adalah kedewasaan secara fisik. 

  1. Nama: Asrie
Pertanyaan: Bagaimana jika anak melihat orangtua ganti baju dan menanyakan pertananyaan mengenai organ tubuh lawan jenisnya (misal anak laki-laki melihat payudara ibunya).
Jawaban: Seperti pada fase falik karena anak mulai memperhatikan tubuhnya dan serta mulai tahu batasan aurat sebaiknya orangtua menghindari untuk berganti baju di depan anaknya. Jika lemari ada di ruang tidur anak maka sebaiknya berganti baju di kamar mandi.
Dokumentasi pertemuan:



Games 2 Belajar Zero Waste: UPAYA MENCEGAH SISA KONSUMSI DARI RUMAH

PART 1


Di sini saya menggunakan istilah sisa konsumsi untuk mengganti kata sampah yaa.. Nah, setelah tahu bagaimana perjalanan sisa konsumsi kita, perlu disadari bahwa CEGAH adalah faktor penentu agar PILAH dan OLAH tidak membuat lelah.
2 part berikutnya adalah beberapa upaya yang sudah saya lakukan untuk mencegah dari rumah.

PART 2
Belanja dengan membawa wadah sendiri

1. Buat list belanja seperti foto di bawah ini. Karena saya kalau masak masih baca resep hehe.. Tinggal cocokkan bahan-bahan apa saja yang ada di resep tapi tidak ada di rumah, catat deh. Catatnya juga di balik kertas bekas coretan anak-anak. Beri batas garis untuk belanja per harinya.

List Belanja

2. Siapkan tempat sesuai list belanja. Misalnya saya hari itu mau belanja sayur tauge/jamur, cabe merah dan hijau, tomat, bawang bombay, telur, dan tahu. Siapkan 2 tempat besar untuk sayur, tomat, cabe, dan bawang bombay. Untuk bawang merah pakai jaring. Untuk telur pakai tas kecil.


Menyiapkan Tempat

3. Masukkan ke tas belanja. Semua tempat & tas belanja itu saya tidak beli baru, memakai yang sudah ada di rumah. Manfaatkan saja apa yang ada. Tas belanja adalah tas dapat dari berkat pengajian. Tempat kotak Lock & Lock itu hadiah jawab pertanyaan waktu ikut acara blogger. Jaring-jaring adalah tempat bawang waktu beli di Superindo, digunakan lagi untuk menyimpan bawang. Tas telur itu goodie bag waktu anak-anak ikut playdate. Yang beli itu cuma Tupperware bulat hijau. Itu juga belinya sudah lama, waktu masih kerja hehe..


Tas Belanja

4. Pilih tempat/warung belanja yang bisa meminimalisasi sisa konsumsi. Misalnya saya pilih warung yang menjual tahu dibungkus kain. Jadi tidak bawa pulang plastik ke rumah.


Tahu Dibungkus Kain

5. Foto berikut adalah hasil belanja. Oya ada tambahan gula merah ya hehe.. Itu pakai tempat sisa beli singkong Thailand.


 Hasil Belanja Sayur dkk

Hasil Belanja Telur

6. Untuk sayur racikan, misal sayur sop, kalau bisa pilih bahan-bahannya sendiri saja (jangan yang sudah sepaket dibungkus plastik) seperti foto di bawah ini. Untuk brokoli, daun bawang, dan seledri minta juga kepada penjual, tidak perlu pakai koran dan karet. Sebelahnya bakso, pakai tempat sisa singkong Thai juga.


Bahan Sayur Sop dkk

7. Belajar masak tanpa bumbu instan. Misal di foto berikut ada sayur asem. Memang rupanya tidak semenggiurkan kalau pakai bumbu instan. Tapi ternyata bumbunya itu cuma tambah bawang merah, terasi, dan lengkuas saja. Kata Papi sih sudah lumayan enak, tinggal tambah kacang katanya. Baiklah.


Sayur Asem

8. Pikirkan alternatif masakan yang menghasilkan lebih sedikit sisa konsumsi. Misalnya foto berikut. Tadinya saya mau buat martabak tahu. Tapi kulit lumpianya kan kalau beli dibungkus plastik. Mau berniat buat sendiri tapi belum sempat hehe.. Jadilah buat telur dadar tahu saja. Sama koq cara membuatnya dengan isian martabak tahu, tinggal tambah telur satu lagi.


Telur Dadar Tahu

PART 3
Kalau lagi malas masak atau ga pandai masak gimana? Ya beli mateng aja hehe.. 
1. Pecel lele lengkap dengan nasi uduk bawang goreng, kol goreng, dan timun 😋
Memang harus komunikasi dulu dengan penjualnya plus supervisi juga supaya sesuai dengan harapan. Seringnya setelah selesai semua masuk wadah, bakal dikasih plastik juga. Jadi kasih tau juga kalau kita bawa tas sendiri ya.

Pecel Lele 

2. Lele goreng Padang. Lele lagi hihihi.. Memang anak-anak doyan lele 😆 Ini buat contoh kalau beli lauknya aja. 7 ribu aja, murah ya? Cukup besar dan ada kremesnya nyaaam.. Suka bikin males masak nih warung Padang haha..

Lele Kremes
.
3. Buat beli camilan juga bisa pakai tempat 👌
Contohnya foto di bawah, beli molen & onde mungil. Belinya bisa pakai OVO dan Gopay loh hehehe.. Dan foto berikutnya rujak serut 😍 Waktu bawa ke rumah Bumer disangkanya bikin sendiri karena tempatnya ehehehe..

 Molen & Onde Mungil

Rujak Serut
4. Nah kalau malas atau lupa bawa tempat gimana? Yawda sih ga usah bungkus, makan aja langsung di situ. Kayak foto terakhir, nasi uduk Betawi pakai cumi cabe hijau, kentang balado, tahu goreng siram sambel kacang. Ahhh.. slllrppp!

Nasi Uduk Betawi

Ini postingan sisa konsumsi berbau makanan banget yah. Ya habis gimana, memang sekeluarga pada hobi makan 😂

Monday, September 2, 2019

Jurnal Fasilitator Bunsay Batch 4 Kelas Tangsel Offline Level 10


Pertemuan Review 9 & Materi 10

Sabtu, 13 Juli 2019 pukul 09.00-12.00 di rumah Mba Vivi di daerah Legoso.

Agendanya adalah review materi 9 terlebih dahulu.

Berikut adalah pertanyaan yang muncul:

Pertanyaan:

  1. Nama Lengkap : Aulia Rizviyanti
Pertanyaan : Apa perbedaan antara tidak kreatif dan malas?
Jawaban: 
Malas: keengganan dari dalam diri.
Sebenarnya tidak ada orang yang tidak kreatif, buktinya kita masih hidup sampai sekarang, mengatasi berbagai tantangan dan menemukan solusinya, itulah kreatif. 
Kreatif bukan hanya berarti bebikinan, crafting, DIY. Tapi berarti menghasilkan yang baru dan bermanfaat.
Jangan batasi diri sendiri, ucapkan "saya bisa mencobanya terus".

Kemudian dilanjutkan dengan materi 10. Ada beberapa anekdot dari para mahasiswi:
1. Nama Lengkap: Lusiana 
Mendongeng membangkitkan imajinasi. Untuk orang dewasa juga lebih mudah menyerap informasi melalui dongeng.

2. Nama: Sarah Fauzia
Dongeng bisa dilakukan sejak bayi dalam kandungan sebagai sarana interaksi antara orangtua dan anak, sebagai sarana belajar kosakata, sebagai sarana transfer ilmu.

3. Nama: Aulia Rizviyanti
Dongeng lebih mudah dicerna karena informasi melalui pendengaran lebih mudah diserap.

Kemudian dilanjutkan dengan aktivitas mendongeng dari gambar Harvest Moon ditampilkan oleh Mba Lusi:
(Peternak yang kekar tidak memiliki teman. Akhirnya ia berteman dan berlomba lari bersama teman-teman hewannya; sapi, kambing, dan anjing.)

Mendongeng:
 Belanja Gagasan, Perkaya Imajinasi.

Tugas:
Sambung cerita dari 3 gambar; Sarah, Mba Asrie, Mba Vivi. (Ada di video yaa)

Alat mendongeng bisa pakai:
- Wayang-wayangan
- Beruang sekeluarga
- Alat peraga lainnya seperti boneka tangan.

Ketika mendongeng, bisa sambil menceritakan kebiasaan atau cerita sehari-hari. Contoh: aku bangun pagi jam 5, lalu shalat, mandi, dan sarapan.
Hal ini bisa membangun kebiasaan baik.
Berikut dokumentasi pertemuan kali ini: