Wednesday, March 7, 2018

Bunsay Leader #3: Jurnal Belajar Level 4

Sinopsis dan Review Buku Referensi tentang Modalitas dan Gaya Belajar

Buku yang saya pilih untuk dibaca adalah buku berjudul Cara Belajar Gue Bangeeeettt karya Ibay Toyyibah, M.Pd. Buku ini menjelaskan tentang cara-cara belajar menurut kecerdasan dan potensi genetik. Berikut sampul depan dari buku tersebut:


Sampul depan

Penentuan gaya belajar yang dibahas dalam buku ini menggunakan metode STIFin, yaitu tes sidik jari yang dihubungkan dengan bagian otak dan lapisan otak mana yang paling dominan digunakan saat belajar. Sebelum masuk ke konsep STIFin, buku ini membahas terlebih dahulu mengenai belajar adalah suatu keharusan, penyebab kesulitan belajar, siapa yang mengalami kesulitan belajar, dan di mana letak kesulitan belajar.

Belajar itu keharusan

Belajar tidak mengenal usia, waktu, dan tempat. Belajar dilakukan sepanjang masa, sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Belajar akan mengubah ketidaktahuan menjadi pengetahuan, baik dengan belajar secara formal maupun non formal. Kemampuan-kemampuan yang dihasilkan setelah belajar antara lain:
1. Kemampuan pengetahuan (kognitif)
2. Kemampuan sikap (afektif)
3. Kemampuan keterampilan (psikomotor)
4. Kemampuan sosial dan emosional

Kemampuan emosional sangat penting kita miliki, seperti memiliki empati dan perasaan, mengendalikan amarah, sikap kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, berdiskusi, kemampuan memecahkan masalah antar personal, sikap tekun, setia kawan, ramah, dan hormat kepada orang lain.

Belajar juga berarti memiliki sikap berani melakukan perubahan. Siap menerima perubahan dengan menambah skill atau kemampuan pada diri kita. Wow, sesuai ya dengan tema Ibu Profesional tahun ini: changemaker.

Penyebab kesulitan belajar

Penyebab kesulitan belajar dapat ditinjau dari faktor internal dan eksternal:
  1. Faktor internal contohnya seseorang yang memiliki masalah pada hal kognitif (pengetahuan) serta sikap dan fisik seseorang tersebut, misalnya gangguan penglihatan atau pendengaran.
  2. Faktor eksternal dilihat dari situasi dan kondisilingkungan yang tidak mendukung proses belajar, misalnya keluarga yang tidak harmonis, rendahnya perekonomian, dll.
Penyebab kesulitan belajar dapat ditinjau dari tiga tahapan:
  1. Tahapan sebelum belajar, misalnya tidak ada minat belajar, kecakapan, atau pengalaman yang memadai.
  2. Tahapan saat proses belajar, misalnya sikap belajar yang tidak baik, kurangnya penerimaan, penyimpanan, dan pengelolaan materi pelajaran.
  3. Tahapan setelah belajar, misalnya prestasi atau keterampilan yang seharusnya menjadi tujuan belum tercapai.
Siapa yang mengalami kesulitan belajar?

Untuk anak-anak yang bersekolah, biasanya yang mengalami kesulitan belajar adalah anak-anak yang sering tidak masuk sekolah, bolos, suka mengganggu teman, berteriak, dan berkelahi di kelas. 

Di mana letak kesulitan belajar?

Letak kesulitan belajar dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
  1. Mau memulai belajar. Dari beberapa kasus kesulitan untuk memulai belajar, menunjukkan bahwa usia termasuk salah satu penyebab anak belum siap belajar.
  2. Mempola diri untuk belajar. Harus mengetahui gaya belajar masing-masing, karena setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
  3. Kesulitan menerima pesan (materi). Untuk memudahkan menerima pesan, kita harus siap untuk mendengar, melihat, merasakan, dan mengalami proses belajar itu sendiri.
  4. Menghadapi tes atau evaluasi, untuk mengatahui sejauh mana penyerapan materi.
Konsep STIFin

Berlanjut ke pembahasan konsep STIFin dalam mengenali gaya belajar. Konsep STIFin menjawab dua pertanya berikut:
  1. Di mana letak belahan otak dominan?
  2. Pada belahan otak yang dominan tersebut, di mana lapisan otak yang dominan?
Tes STIFin dilakukan dengan men-scan kesepuluh ujung jari kita. Sidik jari membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan belahan otak tertentu yang dominan berperan sekaligus menjadi mesin kecerdasan. Bahkan dengan susunan syaraf tersebut, dapat diprediksi letak dominan mesin kecerdasan ada di lapisan otak berwarna putih atau abu-abu. Lapisan yang dominan menunjukkan mesin kecerdasan dikemudikan dengan cara introvert atau ekstrovert. Inilah yang kemudian disebut potensi genetik.

STIFin dikelompokkan menjadi lima mesin kecerdasan dan sembilan potensi genetik. Kelima mesin kecerdasan, yaitu:

1. Sensing: dominan otak kiri bawah
- Saat persiapan belajar harus banyak bergerak
- Fasilitas pendukung harus serba ada
- Dapat dimotivasi dengan diberikan hadiah
- Cara belajarnya dengan mencontoh dan meniru

2. Thinking: dominan otak kiri atas
- Saat persiapan belajar, pikiran harus fokus
- Fasilitas pendukung berupa media informasi
- Dapat dimotivasi dengan kemenangan (misal ikut kompetisi)
- Cara belajarnya dengan menganalisis

3. Intuiting: dominan otak kanan atas 
- Saat persiapan belajar digerakkan dengan hasrat
- Fasilitas pendukung berupa media eksplorasi
- Dapat dimotivasi dengan berprestasi
- Cara belajarnya mencari ide dan pola

4. Feeling: dominan otak kanan bawah
- Saat persiapan belajar harus membangun mood
- Fasilitas pendukung harus ada orang lain
- Dapat dimotivasi dengan dikenal banyak orang
- Cara belajarnya melalui orang

5. Insting: dominan otak tengah
- Saat persiapan belajar harus beradaptasi terlebih dahulu
- Fasilitas pendukung berupa suasana yang kondusif
- Dapat dimotivasi dengan terlibat (misal dibuat kelompok dan menjadi ketua)
- Cara belajarnya merespon dengan cepat

Sembilan potensi genetik, yaitu:

1. Sensing-introvert
- Cara belajarnya dengan membaca-dihafal
- Kalibrasi belajarnya dengan berkeringat (banyak bergerak)

2. Sensing-ektrovert
- Cara belajarnya dengan merekam
- Kalibrasi belajarnya dengan bermain

3. Thinking-introvert
- Cara belajarnya secara sistematis
- Kalibrasi belajarnya dengan kembali ke alam

4. Thinking-ekstrovert
- Cara belajarnya dibantu dengan skema
- Kalibrasi belajarnya dengan berwisata

5. Intuiting-introvert
- Cara belajarnya dengan simulasi soal
- Kalibrasi belajarnya dengan tidur

6. Intuiting-ekstrovert
- Cara belajarnya dengan mencari persamaan dan perbedaan
- Kalibrasi belajarnya dengan menonton film

7. Feeling-introvert
- Cara belajarnya dengan menemukan sosok
- Kalibrasi belajarnya dengan curhat (mengobrol dengan orang lain)

8. Feeling-ekstrovert
- Cara belajarnya dengan menempelkan diri kepada idola
- Kalibrasi belajarnya bercengkrama dengan orang lain

9. Insting (tidak ada introvert/ekstrovert karena dominan otak tengah tidak ada lapisan putih/abu-abu)
- Cara belajarnya dengan merangkum
- Kalibrasi belajarnya dengan silaturahmi

Yang paling menarik dari buku ini adalah dijabarkan satu per satu mengenai lima mesin kecerdasan dan sembilan potensi genetik dalam tabel, sehingga dapat memahami dengan lebih mudah seluk-beluk setiap gaya belajar ala STIFin. Salah satu tabelnya seperti yang telihat pada foto di bawah ini:

Tabel penjelasan tiap gaya belajar ala STIFin

Selain itu, ketika melihat bagian tentang penulis ada yang mengejutkan! Ternyata penulis adalah seorang perempuan dan salah satu member IIP. Waaah.. Padahal ketika membeli buku ini, saya sama sekali tidak mengetahui lho. Ibu profesional ada dimana-mana dan karyanya telah meluas. So proud!

Penulis adalah member IIP :)

No comments:

Post a Comment