Sunday, May 20, 2018

Game Level 11: Learning by Teaching Fitrah Seksualitas (Day 3)

Hari ketiga yang melakukan presentasi adalah Kelompok 3, terdiri dari Mba Annisa Deni Istina, Mba Ismi Suryani, Mba Lita Sulistia, Mba Kurniawati, dan Mba Atti Sholihah. Mba Atti sebagai host dan moderator, Mba Ismi sebagai pemateri. Mba Annisa dan Mba Lita yang menjawab pertanyaan, serta Mba Nia yang menuliskan penutup. 

Presentasinya dilakukan kemarin hari Sabtu, 19 Mei 2018, pukul 13.00. Tetapi saya baru bisa khusyuk membaca besok siangnya.

Berikut presentasi Kelompok 3 dengan tema:
Membangun Adab sebagai Solusi Menjawab Tantangan Fitrah Seksualitas Anak

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama Agama Islam.

Untuk menjawab solusi tantangan fitrah seksualitas anak diperlukan adab sebagai pedoman sehingga terciptalah tindakan,  karena fitrah adalah potensi dan adab adalah aksi.














Sesi tanya jawab

1. Yani Indriati

Pada diagram adab dituliskan, ditempa dengan ketegaan, ini maksudnya bagaimana ya? 

Ditempa dengan ketegaan maksudnya adalah menegakkan kedisiplinan. Sesuai dengan tahap mendidik Rasulullah pada anak-anak beliau. Usia 10-14 tahun masuk tahap kedua, tahap dimana anak harus diajarkan disiplin dan diberi tanggung jawab.

Contoh: Islam mengajarkan kalau anak sudah memasuki usia 10 tahun jika masih tidak menjalankan kewajiban, seperti menutup aurat, sholat, boleh dihukum.  Tapi tidak boleh menyakiti.

2. Ika Peronika

Apa bedanya akhlak dan adab? 

Adab merupakan hal yang lebih luas daripada akhlak. “Akhlak ialah kondisi jiwa seseorang yang dengan kondisi ini seseorang akan melakukan sesuatu secara refleks. Maka, ada pembagian akhlak baik dan akhlak buruk. Beda dengan adab. Adab tidak ada yang buruk.”.

Karena adab ialah sesuatu yang luas, maka adab meliputi berbagai aspek, yaitu adab kepada diri sendiri, manusia lain, ilmu, bahasa, alam dan bahkan perabotan dirumah kita. “Maka, hal ini perlu dipahami sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia untuk menjadi manusia yang baik atau beradab. Jika tidak, maka akan hilanglah adab kita.”.

Ardiansyah (pengasuh pondok pesantren Shoul Lin al-Islami).

Singkatnya, akhlak adalah sifat, adab adalah tata cara.

Media yang bisa membantu pembelajaran untuk anak-anak

2. Film Komal versi Bahasa Indonesia: https://www.youtube.com/watch?v=2JLHWLW1sGQ

Penutup

Bahwa mendidik adab dan fitrah haruslah berjalan dengan selaras. Karena keduanya merupakan amanah dan tanggung jawab bagi setiap orang tua.

Mendidik fitrah merupakan bagaimana membangkitkan antusias, ghairah, kecintaam dari dalam, karena semua potensi kebaikan sudah terinstal. Sedangkan mendidik adab ialah bagaimana nilai-nilai kitabullah dan keteladanan-keteladanan yang perlu ditanamkan sehingga dapat memuliakan potensi fitrah.

Tanpa fitrah yang tumbuh paripurna, adab akan sulit ditanamkan. Kalaupun bisa, tentu dengan cara paksaan dan bukan berangkat dari kesadaran dalam diri manusia. Begitu pula tanpa adab, maka fitrah sejatinya akan tumbuh menggeragas tanpa arah dan panduan. Potensi-potensi kebaikan dalam diri seseorang akan tumbuh melantur yang siap menghancurkan diri pribadinya. Salah satunya potensi fitrah seksualitas ini. Apabila tidak dibangun dengan keteladanan adab yang baik maka fitrah seksualitas bisa menyimpang dan berkembang sesat. Nau'udzubillaahi min dzaalik.

Maka dari itu kita sebagai orang tua, memohonlah doa selalu kepada Yang Maha Kuasa agar dimampukan dalam memberikan keteladanan yang baik bagi buah hati sejak usia dini sehingga penyimpangan demi penyimpangan fitrah ini tidak terjadi. Ayah dan ibu bekerjasama dalam membangun keluarga yang beradab. Dimana ayah merupakan sosok yang bisa tegas dan bertanggung jawab, dan ibu merupakan sosok yang mampu dengan lembut berkasih sayang membangkitkan potensi-potensi fitrah, dengan begitu anak diharapkan tumbuh sesuai fitrahnya dengan adab yang mulia. Aamiin aamiin yaa robbal 'aalamiin..

Tanggapan saya

Wah kreatif sekali ada yang membuat lagu "Aku Menjaga Diriku". Menonton film Komal jadi merasa takut sendiri akan ancaman pelecehan terhadap anak yang memang sudah marak terjadi di luar sana.. Kita sebagai orang tua pun tidak mungkin menjaga anak sampai ia dewasa. Memang harus diberikan bekal untuk menjaga dirinya sendiri.

Kesimpulan

Harus mulai memberi pengertian kepada Neta tentang sentuhan tidak boleh dan bagian-bagian mana dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh. Media lagu saja ya sepertinya. Kalau yang film, masih belum yakin apa boleh ditonton oleh seusia Neta.

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#LearningByTeaching
#FitrahSeksualitas 

No comments:

Post a Comment