Hari ini Mami membuatkan mainan kamera dari kardus untuk Neta dan Nara. Sebenarnya sudah lama dapat kit-nya, waktu belajar bareng Mba Uchy Widya. Sudah ada beberapa bagian yang sudah ditempel juga, jadi hanya tinggal sedikit finishing lagi.
Kamera dari kardus
Ketika sudah jadi, Neta dan Nara senang sekali. Malah keduanya berebutan mau coba pakai dan bermain. Haduh.. harus buat 2 sepertinya nih hehehe.. Dari sini tidak hanya Neta dan Nara yang belajar, tetapi Mami juga, bahwa mainan yang menyenangkan dan edukatif untuk anak tidaklah harus mainan mahal. Dengan mainan dari bahan bekas pakai, dengan nilai plus dibuat oleh sendiri oleh ibunya, anak-anak pun sudah senang serta meninggalkan memori dan bonding yang lebih kuat antara anak-anak dan orang tua.
Sudah beberapa bulan terakhir, Mami pun "taubat" membelikan mainan dan buku-buku yang mahal atau impor. Dulu waktu Mami masih bekerja, semuanya bisa dibeli tanpa berpikir panjang. Setelah Mami tidak bekerja, ada masa-masa peralihan, dimana Mami masih suka beli dengan uang tabungan sendiri yang lama-lama habis juga karena tidak ada pemasukan lagi.
Berangkat dari pengalaman tersebut, Mami coba bicarakan dengan Papi. Papi yang memang lebih rasional dari Mami (hehehe) menyarankan bahwa boleh saja membelikan mainan dan buku, tapi setiap bulan ada budget maksimal dan beli sesuai kebutuhan saja. Sekarang kalau beli buku, buku berbahasa Indonesia saja, di toko buku terdekat. Ternyata meskipun harganya jauh lebih murah dari buku impor, isinya tetap bagus kok, ada penanaman moral sesuai budaya Indonesia, dan tentunya anak-anak lebih mengerti karena berbahasa Indonesia. Beli mainan pun sekarang cukup di abang gerobak depan sekolah Neta. Dengan harga mainan berkisar antara 1000-3000 rupiah, anak-anak sudah sangat senang. Karena yang terpenting adalah apakah orang tua mau menemani mereka bermain, bukan berapa harga mainannya. :)
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
No comments:
Post a Comment