Mom's war. Siapa yang tak lekat dengan istilah tersebut, apalagi setelah menjadi seorang ibu? Ditambah lagi dengan kehadiran sosial media di zaman sekarang ini (zaman now istilah kekiniannya). Dimana setiap orang, termasuk seorang ibu, dapat menulis apa saja, berkata apa saja, mem-posting apa saja sesuai keinginan.
Dulu ketika saya masih bekerja di ranah publik, masih teringat jelas sebuah meme tentang percakapan antara ibu rumah tangga berpendidikan S1, dengan ibu bekerja yang menitipkan anaknya kepada pembantu yang notabene kebanyakan hanya lulusan SD. Atau sebuah gambar "lucu" tentang seorang nenek yang terpaksa mengasuh cucu-cucunya karena anak atau menantu perempuannya bekerja di luar rumah. Atau penggalan cuitan seorang ustadz tentang status ibu yang bekerja di luar rumah, dapat dikatakan seorang ibu atau seorang karyawan. Karena waktu di luar rumah lebih lama daripada ketika di dalam rumah. Oh, betapa hati ini begitu sakit melihatnya berseliweran di timeline pribadi.
Sekarang setelah menjadi ibu rumah tangga pun, masih ada perasaan bertanya mengapa seseorang begitu memedulikan pilihan orang lain dalam menjalani hidupnya? Seorang ibu rumah tangga, begitu mulianya karena mendedikasikan dirinya untuk anak-anak dan suami. Tak jarang melupakan kepentingan dan mimpi-mimpi pribadinya demi keluarga. Dua puluh empat jam sehari berkutat dengan pekerjaan itu-itu saja yang seakan-akan tak pernah selesai, meladeni berbagai macam tingkah polah anak yang tak jarang menguji kesabaran, lalu tak lupa melayani suami di sisa-sisa tenaganya. Seorang ibu yang bekerja di ranah publik, berjibaku dengan manajemen waktu agar kebutuhan keluarga dan tuntutan pekerjaan kantor dapat terpenuhi, merelakan sebagian penghasilannya untuk membantu perekonomian keluarga, menjadi wanita mandiri yang bersiap-siap jika sewaktu-waktu suami tercinta dipanggil Yang Maha Kuasa terlebih dahulu. Adakah yang salah di antara keduanya?
Belum lagi dengan perbedaan metode pengasuhan. Contoh sederhananya saja menyusui atau susu formula, menyuapi atau BLW (baby led weaning), gendong samping atau gendong M-shape, dan lain sebagainya.
Memiliki pengalaman di-judge karena terlihat jarang menyuapi anak, membuat diri ini pun bertanya-tanya. Seberat inikah tugas seorang ibu? Selain harus fokus mengurus keluarga, juga mendengarkan celotehan orang lain tentang cara-cara pengasuhan yang dipilih untuk anak-anak saya sendiri? Sungguh melelahkan hanya dengan memikirkannya saja..
Menyuapi anak adalah salah satu bentuk kasih sayang ibu kepada anaknya. Dengan menyuapi, hubungan antara anak dan orang yang menyuapinya akan terasa hangat, dekat, dan menyenangkan. Tetapi ada nilai (value) yang berbeda pada tiap keluarga, misalnya value kemandirian. Saya percaya, anak-anak yang dipercaya bisa melakukan sesuatu, misalnya makan sendiri, mereka benar mampu melakukannya jika diberikan kesempatan belajar makan sendiri. Selain itu, ada adab makan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu makanlah sambil duduk, bukan sambil jalan-jalan keluar rumah naik sepeda sore-sore misalnya (hehehe.. ketawa dulu lah biar ga tegang).
Yang ingin saya sampaikan setelah berpanjang-panjang menulis adalah.. Come on, Moms.. Tanpa mom's war pun pekerjaan kita sebagai ibu sudahlah banyak.. Kembali mengurus keluarga masing-masing saja, pilih apa yang terbaik untuk keluarga masing-masing, bukan mengurusi pilihan ibu keluarga lain.. Dan yang terpenting, pastikan apapun pilihan para moms, anak-anak senang menjalani prosesnya, tidak meninggalkan trauma, melainkan meninggalkan momen indah yang akan dikenang saat mereka dewasa nanti.
Peace, Moms! We need it more, to keep our insanity, to be happy when raising our kids, and last but not least to be happy as mom yourself. Hugs and kisses for all of mothers including you :* Thanks for reading my post! :D
(Mari berdamai, Mama! Kita memerlukannya lebih, untuk menjaga kewarasan kita, agar bahagia saat membesarkan anak-anak kita, dan yang terpenting untuk berbahagia menjadi seorang ibu. Peluk dan cium untuk semua ibu, termasuk kamu :* Terima kasih telah membaca tulisanku! :D)
No comments:
Post a Comment